Desapenari.id – Suasana mencekam tiba-tiba menyelimuti Kecamatan Arjasa, di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada Selasa (4/11/2025) malam. Ratusan warga dengan emosi meluap akhirnya memutuskan untuk mengerumuni Polsek Kangean. Kemarahan massal ini sendiri mereka picu setelah kabar tentang penangkapan enam nelayan Kangean tersebar luas di komunitas mereka. Menurut informasi yang beredar, para nelayan tersebut sebelumnya kedapatan membawa senjata tajam dan petasan saat mereka berusaha menghalau sebuah kapal asing. Kapal yang diduga sedang melakukan survei seismik di perairan sekitar itu jelas-jelas telah memicu kewaspadaan warga lokal.

Hasan Basri, seorang warga Kangean yang turut dalam aksi, dengan tegas menyatakan bahwa kabar penangkapan itulah yang langsung memantik kemarahan seluruh masyarakat. Akibatnya, karena merasa tidak terima dengan tindakan aparat, mereka pun secara spontan berbondong-bondong mendatangi Polsek Kangean untuk mendesak klarifikasi. “Warga spontan datang karena mendengar nelayan kami ditangkap, mereka ingin tahu kebenarannya,” kata Hasan dengan nada tinggi. Sungguh menarik, di tengah tensi yang tinggi, pihak polisi justru memberikan penjelasan bahwa mereka telah membebaskan keenam nelayan tersebut. Alhasil, setelah mendengar penjelasan itu, massa sempat membubarkan diri dengan perasaan sedikit tenang.

Akan tetapi, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Secara mengejutkan, tidak lama setelah meninggalkan kawasan Polsek, massa justru kembali bergerak tanpa komando menuju sebuah lokasi lain yang menjadi sasaran kemarahan mereka. Dengan penuh amuk, mereka kemudian merusak berbagai fasilitas dan membakar sebuah mess karyawan serta waterpark di wilayah Kecamatan Arjasa. Perlu diketahui, mess dan tempat wisata itu sebelumnya memang sedang ditempati oleh pihak kontraktor Kangean Energy Indonesia (KEI) yang notabene sedang melakukan uji seismik di Pulau Kangean. Beruntung sekali, pada saat peristiwa pembakaran terjadi, mess tersebut dalam keadaan kosong sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Pada insiden ini, massa terlihat dengan brutal memecahkan kaca dan membakar bagian depan bangunan tanpa rasa takut.

Menurut Hasan, tindakan destruktif tersebut sebenarnya merupakan sebuah reaksi spontan warga atas kabar penangkapan enam nelayan oleh aparat kepolisian. “Orang di kampung sini sudah resah dari dulu karena aktivitas seismik ini, jadi begitu dengar ada yang ditangkap, semua langsung tersulut,” tambahnya, mencoba memberikan perspektif dari sudut pandang warga. Selain itu, informasi yang beredar di kalangan warga juga semakin memanas karena adanya desas-desus bahwa dalam proses penangkapan, polisi sempat menodongkan senjata kepada para nelayan yang tidak bersenjata lengkap.

Di sisi lain, secara terpisah, Plt Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, justru memastikan bahwa situasi di Kangean kini sudah kembali kondusif dan aman. “Massa sudah membubarkan diri, tidak ada korban jiwa. Kerugian materiil sekitar Rp 1 miliar,” ujarnya dengan ringkas pada Rabu (5/11/2025). Sementara itu, Manajer Public and Government Affairs (PGA) KEI, Kampoi Naibaho, menyatakan dengan tegas bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya kasus pembakaran tersebut kepada kepolisian untuk ditindaklanjuti. “Ini sudah ranah aparat keamanan karena aksi ini bersifat anarkistis,” ucapnya dengan singkat, menegaskan bahwa perusahaan tidak akan mentolerir tindakan semena-mena seperti ini.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com