Desapenari.id – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) langsung meluncurkan 15 unit ekskavator untuk melawan banjir dan tanah longsor yang menghantam Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Kamis (13/11/2025). Lebih lanjut, laporan resmi Kementerian PU mengungkapkan bahwa hujan dengan intensitas gila-gilaan dan kontur tanah yang super labil di kawasan perbukitan Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, menjadi biang kerok bencana ini. Akibatnya, kita semua bisa menyaksikan betapa sejumlah rumah warga akhirnya tertimbun dan, yang paling menyedihkan, merenggut korban jiwa.
Namun, di balik kesedihan itu, muncul aksi heroik! Seluruh alat berat ini tidak bekerja sendirian; mereka justru berkoordinasi secara super ketat bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, dan unsur Forkopimda Cilacap. Tujuannya jelas: membuka akses secepat kilat menuju titik longsor sekaligus menjadi tulang punggung proses evakuasi dan pencarian korban. Sebagai langkah selanjutnya, Menteri PU Dody Hanggodo bahkan sudah menyiapkan strategi jitu. “Nanti juga akan kami koordinasikan dengan Pak Gubernur Jateng untuk modifikasi cuaca dan BNPB agar proses search and rescue jauh lebih efektif. Pokoknya kita akan suport penuh tidak hanya ekskavatornya tetapi juga solarnya,” tegas Dody, seperti yang dikutip dari keterangan resmi pada Minggu (16/11/2025).
Yang bikin semangat, operasi besar-besaran ini ternyata melibatkan 520 personel tim gabungan dari berbagai latar belakang! Kemudian, untuk memastikan pekerjaan berjalan terarah, lokasi bencana dengan cermat mereka bagi menjadi beberapa zona pekerjaan. Setiap zona punya misi spesifik, mulai dari membangun sodetan aliran air untuk mengusir genangan, sampai memperlancar akses evakuasi dan pencarian korban di titik-titik longsor yang paling parah. Di tengah kesibukan itu, Dody tetap menyempatkan diri menyampaikan duka cita yang mendalam bagi para korban meninggal. Tak hanya itu, dia juga memastikan dengan tegas bahwa dukungan kementeriannya akan terus mengalir hingga masa pemulihan tiba. “Kami terus memantau lapangan dan memastikan dukungan infrastruktur darurat berjalan maksimal,” janji Dody.
Nah, yang bikin mata terbuka lebar, Kementerian PU ternyata sudah menyiapkan dana raksasa sebesar Rp 351,83 miliar khusus untuk siaga dan tanggap darurat bencana sepanjang tahun 2025! Anggaran fantastis ini sengaja mereka alokasikan untuk membentengi infrastruktur publik, mempercepat respons darurat, dan mendukung pemulihan pasca-bencana di seluruh penjuru Indonesia. Sebagai bukti keseriusan, rincian anggaran tersebut dipaparkan dengan transparan. Ternyata, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mendapat porsi Rp 300 miliar, sementara Direktorat Jenderal Bina Marga mengelola Rp 51,8 miliar.
Hebatnya lagi, persiapan Kementerian PU tidak main-main! Mereka bahkan telah memobilisasi 5.755 unit alat berat, 382.044 bahan logistik, serta menerjunkan 3.455 personel siaga langsung di lapangan. Lalu, bagaimana realisasinya? Ternyata, hingga awal November 2025, anggaran yang telah terserap mencapai Rp 261,9 miliar atau sekitar 74,4 persen. Fokus utama penyerapan ini ditujukan untuk menangani bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor yang makin sering terjadi. Contoh nyatanya adalah penanganan bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru di Lumajang, serta bencana abrasi dan banjir rob di Bengkulu Utara.
Meski begitu, pertarungan belum usai! Sisa anggaran yang masih tersimpan, yaitu Rp 89,9 miliar, kini disiapkan dengan siaga untuk menghadapi potensi bencana hingga akhir tahun. Keputusan ini bukannya tanpa alasan, melainkan berdasarkan prakiraan curah hujan tinggi lebih dari 2.500 milimeter per tahun dari BMKG Climate Outlook 2025. Di sisi lain, data dari BNPB hingga 2 November 2025 mencatat telah terjadi 2.715 bencana di Indonesia. Dari angka yang mencengangkan ini, banjir menduduki peringkat teratas dengan 1.337 kejadian atau 49,24 persen dari total bencana.
Melihat tren yang semakin mengkhawatirkan ini, Kementerian PU tidak tinggal diam. Mereka sudah memproyeksikan peningkatan anggaran tanggap darurat untuk tahun 2026 menjadi Rp 449,1 miliar. Langkah visioner ini jelas sebagai bentuk komitmen untuk memperkuat kapasitas penanganan cepat di lapangan, membuktikan bahwa keselamatan masyarakat adalah prioritas utama.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

