KUPANG, Desapenari.id — Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya mengambil tindakan tegas! Mereka secara resmi menetapkan mantan Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Hari Alexander Riwu Kaho alias Alex, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi yang menggemparkan. Aksi nekatnya ini berkaitan dengan investasi senilai Rp 50 miliar ke dalam Medium Term Note (MTN) PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP).

Kepala Kejati NTT, Roch Adi Wibowo, dengan lugas menyatakan bahwa penetapan tersangka ini mereka lakukan setelah penyidik mengumpulkan bukti yang sangat kuat. Bukti-bukti tersebut secara jelas mengungkap keterlibatan Alex dalam investasi bermasalah yang ujung-ujungnya merugikan negara. Menariknya, hingga saat ini penyidik sudah memeriksa tidak kurang dari 73 saksi! Selain Alex, Kejati juga tak tinggal diam dan telah menetapkan empat orang lain sebagai tersangka.

Lalu, bagaimana sebenarnya kronologi kasus ini bisa terjadi? Mari kita telusuri lebih dalam. Semuanya berawal pada Maret 2018, saat Bank NTT dengan gegabah memutuskan untuk membeli MTN PT SNP senilai fantastis, Rp 50 miliar. Yang membuat hati miris, investasi besar ini ternyata mereka lakukan tanpa uji tuntas (due diligence) sama sekali dan sama sekali mengabaikan prinsip kehati-hatian yang seharusnya menjadi standar operasional prosedur (SOP) bank.

Lebih parah lagi, pada 6 Maret 2018, Divisi Treasury Bank NTT mengeluarkan telaahan investasi yang langsung disetujui oleh Alex, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Divisi Treasury. Alex memberikan persetujuannya tanpa melakukan analisis yang memadai terhadap kondisi keuangan PT SNP. Padahal, semua orang tahu bahwa perusahaan tersebut hanya memiliki peringkat ID A (single A) dari PEFINDO, sebuah peringkat yang secara terang-terangan menunjukkan risiko gagal bayar yang tinggi!

“Tersangka dengan ceroboh menyetujui pembelian MTN tanpa due diligence, sama sekali tidak menerapkan manajemen risiko, serta dengan sengaja mengabaikan SOP Bank NTT,” tegas Wibowo di hadapan para wartawan di Kejaksaan Tinggi NTT, Jumat (12/12/2025) sore.

Namun, tunggu dulu, ceritanya ternyata semakin runyam! Wibowo kemudian menambahkan temuan mencengangkan lainnya. Ternyata, Alex sendiri yang menandatangani surat pernyataan minat pemesanan pembelian MTN tersebut dengan kupon bunga 10,5 persen. Transaksi mencurigakan ini kemudian difasilitasi oleh PT MNC Sekuritas melalui penerbitan Trade Confirmation pada 14 Maret 2018. Tak lama setelahnya, tepatnya pada 22 Maret 2018, Bank NTT pun mentransfer dana Rp50 miliar penuh ke rekening PT MNC Sekuritas.

Yang benar-benar bikin mata terbuka lebar, penyidik juga berhasil mengungkap adanya aliran fee ilegal yang dicairkan melalui rekening PT Tunas Tri Artha, yang berpura-pura bertindak sebagai selling agent. Dari aliran dana haram ini, tersangka AI menerima Rp 1 miliar, AE mengantongi Rp2,832 miliar, dan BRS yang kini kabur menjadi buron menerima Rp1,225 miliar. Sementara itu, PT SNP diduga meraup keuntungan paling besar, yakni Rp 44,08 miliar.

Akhirnya, bencana pun tidak terelakkan. Pada 2020, PT SNP terbukti gagal membayar kupon bunga hingga delapan kali dan jelas-jelas tidak mampu melunasi kewajibannya saat jatuh tempo. Investigasi lebih lanjut kemudian membuktikan bahwa perusahaan tersebut ternyata menggunakan data keuangan palsu dalam dokumen penerbitan MTN-nya!

Lantas, berapa besar kerugian yang harus ditanggung negara? Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan investigatif BPK RI tertanggal 27 Oktober 2025, investasi gegabah ini menyebabkan kerugian keuangan negara sekitar Rp 50 miliar atau total loss! Alex kini dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP yang mengancamnya dengan hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Alex tidak sendirian merasakan dinginnya jeruji besi. Kejati NTT juga telah menahan empat tersangka lain yang terlibat dalam skema rumit ini, yaitu LD selaku beneficial owner PT SNP, DS mantan Direktur Investment Banking PT MNC Sekuritas periode 2014–2019, AI mantan pegawai MNC Sekuritas, serta AE mantan Kepala Divisi Fixed Income MNC Sekuritas. Keempatnya mereka bawa langsung dari Jambi dan tiba di Kupang pada Jumat (12/12/2025).

Setelah penetapan resmi sebagai tersangka, Alex bersama keempat tersangka lainnya langsung mereka kunci di Rutan Klas IIB Kupang. Masa penahanan selama 20 hari, terhitung dari 12 hingga 31 Desember 2025, kini mereka jalani sambil menunggu proses hukum yang lebih lanjut.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com