BANYUMAS, Desapenari.id – Dalam dua pekan terakhir, harga daging ayam ras dan telur ayam ras di sejumlah pasar di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tiba-tiba meroket naik! Masyarakat pun mulai merasakan dampaknya saat berbelanja kebutuhan pokok sehari-hari.
Tanpa menunggu lama, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Banyumas langsung angkat bicara. Mereka menyatakan dengan tegas bahwa lonjakan harga ini salah satunya justru dipicu oleh meningkatnya permintaan dari program pemerintah sendiri, yaitu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memenuhi program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Selanjutnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinperindag Banyumas, Gatot Eko Purwadi, memberikan penjelasan yang gamblang. Ia memaparkan bahwa bertambahnya jumlah SPPG di Banyumas secara langsung membuat distribusi daging ayam dan telur terserap lebih banyak oleh penyedia layanan tersebut, sehingga otomatis mengurangi stok yang beredar di pasar tradisional.
“Jumlah SPPG yang beroperasi di Banyumas bertambah signifikan, sehingga akhirnya berdampak pada ketersediaan barang di pasar. Oleh karena itu, kami akan terus berkoordinasi dengan para distributor dan pedagang untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga,” tegas Gatot kepada wartawan pada hari Kamis (18/9/2025).
Sebagai informasi, berdasarkan Data Badan Gizi Nasional (BGN) yang terpampang di laman bgn.go.id, jumlah SPPG yang kini beroperasi di Kabupaten Banyumas mencapai 84 unit. Angka yang cukup besar ini jelas membutuhkan pasokan bahan pangan yang besar pula.
Lalu, seberapa besar kenaikan harganya? Data dari Sistem Informasi Harga Bahan Pokok Banyumas (Sigaokmas) pun membuktikan kenaikan yang cukup tajam. Sebagai contoh, di Pasar Wage Purwokerto, harga daging ayam ras melesat dari Rp 36.000 per kilogram pada 8 September menjadi Rp 42.000/kg hanya dalam sepuluh hari, tepatnya pada 18 September. Sementara itu, harga telur ayam ras juga ikut naik dari Rp 26.500/kg menjadi Rp 28.000/kg.
Tidak hanya terjadi di satu tempat, kenaikan harga serupa juga secara serentak terjadi di Pasar Manis Purwokerto. Daging ayam ras yang semula dibanderol Rp 37.000/kg melonjak ke angka Rp 42.000/kg. Untuk telur ayam ras, harganya naik dari Rp 27.000/kg menjadi Rp 28.000/kg.
Yang paling mencengangkan, lonjakan drastis terjadi di Pasar Ajibarang. Harga daging ayam di sana benar-benar melonjak dari Rp 30.000/kg menjadi Rp 42.000/kg! Sedangkan harga telur ayam ‘hanya’ naik dari Rp 28.000/kg menjadi Rp 29.000/kg.
Namun, ternyata bukan hanya daging ayam ras dan telur ayam ras yang harganya meningkat. Gatot juga menyoroti kenaikan pada sejumlah komoditas lainnya.
“Beberapa komoditas yang terpantau mengalami kenaikan harga di antaranya adalah cabai merah keriting dan cabai merah besar,” ungkap Gatot.
Menurut analisis Gatot, kenaikan harga kedua jenis cabai tersebut justru dipicu oleh masalah pasokan yang terbatas dari daerah pemasok utama seperti Wonosobo dan Temanggung. Ia menjelaskan bahwa para petani di kedua daerah tersebut sengaja menahan panen mereka karena sedang menghadapi tingginya permintaan dari Jakarta. Akibatnya, pasokan yang dikirim ke Banyumas menjadi jauh berkurang. Alhasil, para pedagang akhirnya lebih banyak mengandalkan produksi lokal yang jumlahnya terbatas dan secara otomatis berdampak pada kenaikan harga yang harus dibayar oleh konsumen.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kondisi pasar Banyumas saat ini sedang dipengaruhi oleh dua faktor utama: permintaan tinggi dari program pemerintah dan terhambatnya pasokan dari daerah lain. Dinperindag Banyumas terus berupaya memantau situasi dan berkoordinasi dengan semua pihak untuk mencari solusi terbaik, agar stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat dapat kembali pulih.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com