Moskow (Desapenari.id) – Tak mau ketinggalan dari Prancis dan Inggris, Kanada kini bersiap mengumumkan pengakuan resmi terhadap Negara Palestina. Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menegaskan hal itu dalam konferensi pers, Rabu lalu.
Dukungan Kanada Disertai Syarat Reformasi
Carney menjelaskan, keputusan Kanada tidak muncul begitu saja. Pemerintahnya mempertimbangkan jaminan dari Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yang berkomitmen melakukan reformasi sistem pemerintahan. Salah satu poin kuncinya adalah pelaksanaan pemilu pada 2026—yang rencananya tidak akan melibatkan Hamas. Selain itu, Abbas juga menjanjikan demiliterisasi Negara Palestina di masa depan.
Kritik untuk Hamas dan Israel
Sambil mendorong pembebasan semua sandera yang masih ditahan Hamas, Carney tidak ragu menyoroti kebrutalan kelompok tersebut. Namun, ia sekaligus mengecam Israel yang dinilai mengabaikan krisis kemanusiaan di Gaza. “Situasi di Gaza semakin tidak tertahankan, dan dunia tidak bisa terus diam,” tegasnya.
Sebelum Kanada, dua negara Eropa lain—Prancis dan Inggris—juga telah menyatakan rencana serupa. Mereka berencana mendeklarasikan pengakuan terhadap Palestina dalam sidang PBB September nanti. Keputusan negara-negara Barat ini jelas memicu kemarahan pemerintah Israel, yang menyebutnya sebagai “pengkhianatan terhadap proses perdamaian”.
Pengakuan dari tiga negara besar ini bisa menjadi momentum penting bagi perjuangan Palestina. Namun, tantangan tetap ada. Jika pemilu 2026 benar-benar terlaksana tanpa Hamas, harapan baru mungkin akan terbuka.
baca juga: Russell Juara F1 Kanada 2025, Red Bull Protes Tapi Gagal!
Sementara negara-negara Barat mulai bergerak, Amerika Serikat masih bertahan sebagai pendukung utama Israel. Di sisi lain, banyak negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang sudah lama mendukung kemerdekaan Palestina. Dengan tambahan dukungan dari Kanada, Prancis, dan Inggris, tekanan diplomatik terhadap Israel dipastikan akan semakin besar.
Menjelang Sidang PBB September mendatang, semua pihak akan memantau perkembangan di lapangan. Jika Palestina berhasil menunjukkan komitmen reformasi, bukan tidak mungkin lebih banyak negara akan bergabung mengakuinya. Namun, jika konflik Hamas-Israel kembali memanas, harapan perdamaian bisa kembali tertunda.
Kanada, Prancis, dan Inggris sedang memainkan peran baru dalam konflik Timur Tengah. Keputusan mereka bukan hanya simbolis, tapi juga bisa mengubah peta politik global. Sekarang, semua mata tertuju pada PBB—akankah pengakuan ini membawa perdamaian, atau justru memicu ketegangan baru? Kita tunggu September nanti!