Desapenari.id – Bayangkan betapa kacaunya suasana saat sebuah sayap pesawat tiba-tiba beterbangan lalu jatuh menimpa rumah warga! Inilah yang benar-benar terjadi di Kemang, Kabupaten Bogor, pada Senin (29/12/2025) lalu. Akibat terjangan angin puting beliung yang begitu dahsyat, sayap bangkai pesawat itu pun terangkat dan akhirnya menerjang permukiman padat penduduk. Peristiwa luar biasa ini jelas memicu kepanikan dan menyebabkan puluhan rumah di dua desa hancur berantakan. BPBD Kabupaten Bogor kemudian dengan sigap mendata kerusakan, dan hasilnya sungguh mencengangkan: tidak kurang dari 55 rumah warga menjadi korban amukan angin kencang tersebut.
Lebih detail lagi, tim BPBD menemukan bahwa kerusakan parah terutama berpusat di Desa Pondok Udik dan Desa Jampang. Sebagai informasi, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M. Adam Hamdani, pada Selasa (30/12/2025) lalu dengan tegas menyatakan, “Total ada 55 rumah warga di Kemang yang terdampak angin kencang.” Di Desa Pondok Udik, situasinya benar-benar kritis karena tercatat 43 rumah warga mengalami kerusakan, mulai dari tingkat ringan sampai sedang. Yang paling fantastis, lima rumah di antaranya justru rusak bukan sekadar karena angin, melainkan akibat ditimpa langsung oleh bagian sayap bangkai pesawat yang melayang tak terkendali!
Lalu, dari mana sebenarnya sayap pesawat misterius itu berasal? Ternyata, petugas BPBD berhasil mengungkap fakta mengejutkan. Menurut penjelasan Adam, material pesawat yang sudah tidak terpakai itu berasal dari sebuah bengkel pesawat milik pribadi yang ada di sekitar lokasi. “Material pesawat yang sudah tidak terpakai berasal dari bengkel pesawat milik pribadi,” ungkapnya. Selain itu, dampak puting beliung ini ternyata tidak hanya dirasakan oleh rumah warga. Sebuah pabrik tempe di daerah itu juga ikut menjadi korban, di mana bagian atapnya dilaporkan hancur total akibat terjangan angin yang datang secara tiba-tiba.
Di tengah situasi mencekam itu, ada kabar baik yang patut disyukuri. BPBD memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam kejadian mengerikan ini. Akan tetapi, empat kepala keluarga yang terdiri dari 14 jiwa terpaksa mengungsi karena kondisi rumah mereka sudah terlalu rusak dan tidak layak huni. Sementara itu, sebagian rumah yang hanya mengalami kerusakan ringan sudah mulai diperbaiki oleh para pemiliknya. Namun, perhatian publik masih tertuju pada sayap pesawat itu sendiri, yang hingga kini belum juga dievakuasi dari lokasi kejadian.
Mengenai nasib sayap pesawat yang masih berserakan itu, Adam menambahkan keterangan penting. “Menurut keterangan Kepala Desa akan dievakuasi oleh pemilik bengkel pesawat,” jelasnya. Dengan kata lain, tanggung jawab untuk memindahkan serpihan pesawat itu sepenuhnya berada di pundak pemilik bengkel. Sementara itu, di Desa Jampang, dampak yang ditimbulkan tergolong tidak separah di Pondok Udik. Di desa ini, tercatat 12 rumah warga mengalami kerusakan, yang sebagian besar hanya terbatas pada bagian atapnya saja.
Sebagai penutup, Adam memberikan gambaran akhir mengenai kondisi di Desa Jampang. “Kerusakan hanya pada bagian atap dan diperkirakan hanya kurang lebih 4 lembar asbes dan 50 buah genteng. Rumah masih bisa ditempati dan beberapa rumah sudah diperbaiki,” pungkasnya. Meski begitu, peristiwa ini tetap meninggalkan trauma mendalam bagi warga. Bayangkan saja, betapa tidak biasanya bencana alam kali ini, di mana bukan hanya genteng yang berterbangan, melainkan juga sayap pesawat! Oleh karena itu, kejadian ini harusnya menjadi peringatan keras bagi semua pihak tentang pentingnya pengamanan material berukuran besar, terutama di wilayah yang rawan bencana angin kencang.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

