JAKARTA, Desapenari.id – Pada hari Rabu yang bersejarah, tepatnya 1 Oktober 2025, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) secara resmi dan penuh kebanggaan meluncurkan 130 personel Komponen Cadangan (Komcad) Berkuda yang gagah perkasa. Tak kalah spektakuler, sebanyak 130 ekor kuda tangguh juga turut diperkenalkan dalam acara megah yang bertempat di Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Dengan demikian, upacara peresmian ini pun berhasil menciptakan pemandangan yang sangat langka dan memukau di tengah hiruk-pikuk ibu kota.

Di lokasi yang sama, Kepala Badan Cadangan Nasional Kemenhan Letjen TNI Gabriel Lema dengan tegas menjelaskan bahwa pembentukan Komcad Berkuda ini bukanlah tanpa alasan. Sebagai informasi, pembentukan satuan khusus ini sebenarnya merupakan realisasi dari amanat langsung Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, yang bertekad bulat untuk memperkuat sistem pertahanan negara secara menyeluruh. Lebih lanjut, Gabriel Lema memaparkan, “Ketika kita membentuk Komponen Cadangan berkuda ini, tentunya kita menyadari bahwa sistem pertahanan kita yang bernama Sishankamrata itu, dalam konteks kegunaan dan kebutuhannya, sangat-sangat memerlukan kehadiran unsur kuda.”

Selain itu, sang jenderal juga dengan penuh semangat menekankan bahwa kuda sebenarnya memiliki peran yang sangat vital dan tidak ternilai harganya. Perlu kita pahami bersama, peran penting kuda ini bukan hanya sekadar nostalgia di dalam konteks sejarah perjuangan bangsa kita, melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan pertahanan yang nyata di era modern seperti sekarang ini. Oleh karena itu, kehadiran kuda dalam militer tetap relevan dan strategis.

Sebagai bukti sejarah, Gabriel dengan fasih menyebutkan bahwa pasukan berkuda ternyata sudah memiliki catatan heroik tersendiri selama perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebagai contoh, kita bisa melihat kembali kisah kepahlawanan Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, dan Tuanku Imam Bonjol yang semuanya menggunakan taktik pasukan berkuda. Bahkan, ia melanjutkan dengan sebuah fakta menarik, “Tidak hanya itu, sampai dalam militer modern pun, Bapak Bangsa dan pemimpin besar revolusi kita, yaitu Jenderal Sudirman, juga sejatinya menggunakan kuda. Beliau kebetulan hanya menggunakan tandu karena sedang sakit, tetapi pada kondisi normal, kuda adalah tunggangannya.”

Di sisi lain, selain memiliki nilai historis yang sangat kuat, kuda juga dinilai sebagai alat transportasi yang sangat strategis dan fleksibel. Terutama, kuda dapat dengan mudah menjangkau wilayah pedesaan terpencil hingga pelosok yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor biasa. Akibatnya, kuda menjadi solusi transportasi yang andal di medan yang sulit. Selain itu, kuda dapat dimanfaatkan untuk berbagai misi krusial, mulai dari mobilisasi logistik, evakuasi medis, hingga membantu pergerakan prajurit dengan cepat dan diam-diam.

Menanggapi perkembangan zaman, Gabriel pun dengan percaya diri menyatakan bahwa di era kekinian yang penuh dengan perkembangan teknologi canggih, kuda TNI justru akan terus dioptimalkan penggunaannya. Dengan kata lain, kuda akan berperan sebagai force multiplier untuk menggandakan efektivitas tugas TNI. “Jadi, tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa TNI dapat menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI dengan lebih baik lagi,” tegasnya penuh keyakinan.

Lalu, di manakah pasukan elit ini ditempa? Ternyata, seluruh personel dan kuda-kuda tangguh tersebut menjalani pelatihan intensif di Pusat Pendidikan Kavaleri TNI AD di Padalarang, Jawa Barat. Selama hampir satu bulan penuh, mereka semua tanpa terkecuali mengikuti latihan dasar kemiliteran yang ketat. Bahkan, sebuah kurikulum khusus sengaja dirancang untuk menyatukan kemampuan tempur personel dengan keahlian dalam mengendarai dan merawat kuda. Akhirnya, melalui pelatihan yang keras inilah, terciptalah pasukan berkuda yang kompak dan siap tempur.

Namun, ada satu hal penting yang harus dipahami oleh publik mengenai status pasukan khusus ini. Berbeda dengan prajurit TNI reguler yang aktif setiap hari, Komcad Berkuda justru bersifat sebagai cadangan. Artinya, mereka akan dipanggil dan dikerahkan hanya pada kondisi-kondisi tertentu saja, yaitu saat negara benar-benar membutuhkan tambahan kekuatan untuk menghadapi ancaman. “Jadi, sifatnya adalah cadangan. Suatu waktu, apabila negara memanggil dalam kondisi darurat tertentu, komponen cadangan sumber daya manusia yang dilengkapi dengan kuda ini, siap selalu untuk membela tanah air!” pungkas Gabriel mengakhiri pernyataannya. Dengan demikian, Indonesia kini memiliki satu lagi pasukan andalan yang siap menjaga kedaulatan NKRI dari segala bentuk ancaman.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com