Desapenari.id – Sebuah peristiwa tragis sekaligus mengerikan benar-benar menghantam sebuah keluarga di Sampang. Firmansyah, seorang remaja belia yang baru berusia 15 tahun dan berasal dari Dusun Kacodur, Desa Daleman, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, harus meregang nyawa setelah petir menyambarnya dengan kejam. Sungguh mengerikan, petir itu menghampirinya justru saat ia sedang duduk dengan tenang di teras rumahnya sendiri, tempat yang seharusnya paling aman.

Kemudian, untuk memberikan konfirmasi sekaligus gambaran yang jelas tentang musibah ini, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Mohammad Hozin, pun angkat bicara. Beliau dengan tegas menyatakan bahwa insiden memilukan ini terjadi pada Rabu petang, tanggal 5 November 2025. Lebih spesifik lagi, Hozin menegaskan bahwa waktu kejadiannya berlangsung sekitar pukul 17.30 WIB, di saat langit mulai senja.

Selanjutnya, Hozin juga memberikan penjelasan detail mengenai kondisi cuaca saat itu. Ia menggambarkan bahwa di lokasi kejadian, tepatnya di Dusun Kacodur, sedang berlangsung hujan yang cukup deras. Namun, yang membuat kondisi ini jauh lebih berbahaya adalah, hujan tersebut tidak datang sendirian; hujan itu disertai dengan fenomena petir yang menyambar-nyambar dengan dahsyatnya. Dengan kata lain, suasana saat itu benar-benar penuh dengan ancaman dari langit.

Sementara itu, di tengah kondisi cuaca yang mengkhawatirkan itu, Firmansyah justru sedang menikmati waktu santainya. Remaja malang ini bersama dengan empat orang saudaranya lainnya memilih untuk bersantai dan duduk-duduk di teras rumah mereka. Menariknya, mereka semua duduk berjejer rapat di ruang tamu yang terletak di teras rumah. Namun, yang menjadi perhatian adalah, posisi duduk Firmansyah sendiri berada di sisi paling pojok, persis di dekat dinding rumah.

Tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda yang bisa diprediksi sebelumnya, sebuah petir yang mematikan pun menyambar dengan akurasi yang mengerikan. Petir tersebut seolah-olah memiliki targetnya sendiri karena langsung mengarah dan menghantam tubuh Firmansyah yang saat itu sedang duduk di pojok. Akibatnya, remaja berusia 15 tahun itu langsung terjatuh dan tak sadarkan diri seketika. Bahkan, yang lebih menyedihkan lagi, korban langsung dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.

Selain itu, muncul juga berbagai spekulasi dan dugaan di masyarakat, salah satunya adalah apakah korban sedang memegang ponsel saat petir menyambar. Namun, Hozin dengan sigap langsung meluruskan informasi yang tidak benar ini. Berdasarkan informasi yang diterimanya langsung dari pihak keluarga, ia menegaskan bahwa Firmansyah sama sekali tidak sedang bermain ponsel ketika tragedi naas itu terjadi. Jadi, bisa dikatakan bahwa petir itu tiba-tiba saja datang dan mengarah ke korban dengan misterius.

Akibatnya, keluarga yang ditinggalkan pun harus menghadapi kenyataan pahit ini dengan sangat berat. Atas musibah yang menimpa ini, pihak keluarga pun dengan cepat dan sigap langsung mengurus segala keperluan jenazah Firmansyah. Mereka berencana untuk memakamkan jenazah pada hari yang sama, yaitu hari Kamis, tanggal 6 November 2025. Namun, prosesi pemakaman harus menunggu kedatangan kedua orang tua Firmansyah yang saat itu masih berada di luar kota.

Akhirnya, setelah semua prosesi diselesaikan, jenazah Firmansyah pun disucikan dan disiapkan untuk dimakamkan. Hozin kembali menegaskan bahwa pemakaman akan dilaksanakan keesokan harinya. Alasan penundaan ini, seperti yang sudah disebutkan, semata-mata untuk menunggu kepulangan orang tua korban dari luar kota agar bisa memberikan penghormatan terakhir mereka. Dengan demikian, tragedi ini menjadi pengingat yang sangat kuat bagi kita semua tentang betapa berbahayanya bahaya petir, terutama di musim hujan. Kita semua diimbau untuk selalu waspada dan mencari tempat yang aman saat hujan petir datang, karena nyawa kita adalah yang paling berharga.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com