SUKABUMI, Desapenari.id – Renny Tagih Janji Dedi Mulyadi Usai Adukan Nasib Ojol Sukabumi. Renny (45 tahun), seorang driver ojek online (ojol), nekat mengadang mobil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di halaman Gedung DPRD Kota Sukabumi pada Kamis (10/4/2025) lalu. Saat itu, ia langsung melontarkan keluh kesahnya tentang sulitnya kehidupan ojol di Indonesia, termasuk di Sukabumi. Aksi spontannya pun mendapat respons hangat dari sang gubernur.
Namun, setelah 40 hari berlalu, Renny merasa aspirasinya masih terombang-ambing tanpa tindak lanjut. “Ini sudah tanggal 21 Mei, saya harap Pak Dedi segera menindaklanjuti keluhan saya,” tegas Renny saat berbincang dengan Desapenari.id via WhatsApp, Rabu (21/5/2025). Tak hanya itu, ia juga menyayangkan fakta bahwa meskipun para ojol sudah berulang kali menggelar aksi di berbagai daerah, nyatanya kesejahteraan mereka masih jauh dari harapan.
Lebih lanjut, Renny mengungkapkan kekecewaannya karena janji-janji perubahan tak kunjung terealisasi. Sayangnya, hingga detik ini, ia dan rekan-rekan ojol lainnya masih terus berjuang untuk mendapatkan hak mereka.
Tak mau berhenti di situ, Renny kembali menegaskan bahwa para driver tidak akan tinggal diam. “Kami akan terus bersuara sampai ada perubahan nyata,” tandasnya dengan semangat.
Sementara itu, tekanan terhadap pemerintah dan perusahaan aplikator semakin besar. Masyarakat pun mulai bertanya-tanya, kapan akhirnya para ojol bisa menikmati hasil perjuangan mereka? Yang jelas, Renny dan kawan-kawannya tidak akan berhenti menagih janji hingga ada aksi nyata.
“Pemerintah seharusnya bisa menekan aplikator agar berpihak pada rakyat, tapi nyatanya mereka malah seperti lebih berkuasa,” tegasnya. Renny juga menyindir keras perusahaan aplikator yang terus mengulur waktu. “Mereka seenaknya mengabaikan panggilan resmi DPR,” ujarnya geram. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan menuding perusahaan-perusahaan itu sudah berani membohongi Presiden sekalipun. “Ini bukti mereka tidak serius mau berubah,” tegasnya.
Menurut Renny, sikap perusahaan yang seperti ini justru semakin memperparah keadaan. “Daripada dengerin keluhan ojol, mereka malah pura-pura tuli,” tambahnya dengan nada kesal. Padahal jelas-jelas, para driver sudah sampai menggelar aksi di berbagai daerah untuk menyuarakan hak mereka.
Yang lebih membuatnya geram, perusahaan-perusahaan itu terkesan bermain-main dengan regulasi. “DPR sampai capek memanggil, tapi mereka malah ngibulin,” ucap Renny sambil menggeleng. Bagi dia, ini adalah bukti nyata bahwa aplikator sama sekali tidak punya niat baik untuk memperbaiki nasib para ojol.
“Kalau begini terus, kapan ojol bisa sejahtera?” tanyanya retoris. Renny pun mendesak pemerintah untuk tidak lagi toleran dengan sikap perusahaan yang dianggapnya semakin keterlaluan ini.
Frustasi dengan kondisi ini, Renny pun mengusulkan solusi tegas: Pemerintah Jawa Barat harus membuat aplikasi transportasi online sendiri. Menurutnya, Jawa Barat bisa menjadi pelopor dengan memiliki platform serupa yang dikelola langsung oleh pemerintah daerah.
“Kalau regulasi tidak bisa diubah oleh wewenang gubernur, ya bikin saja aplikasi sendiri, Pak Dedi! Biar perusahaan-perusahaan itu tahu rasa,” tandasnya penuh semangat. Ia yakin, dengan kontrol penuh di tangan pemerintah, nasib ojol akan jauh lebih baik.
Baca Juga: LPAI Tetap Evaluasi Program Dedi Mulyadi
Kini, Renny dan rekan-rekan ojol lainnya hanya bisa menunggu komitmen Dedi Mulyadi. Mereka berharap, gubernur yang dikenal dekat dengan rakyat ini segera mengambil tindakan konkret. “Jangan sampai janji hanya jadi angin lalu. Kami butuh solusi, bukan sekadar kata-kata,” pungkasnya.
Sementara itu, masyarakat pun mulai menyoroti isu ini. Apakah Dedi Mulyadi akan mewujudkan harapan para ojol, atau justru membiarkan mereka terus terpuruk? Jawabannya masih menjadi tanda tanya besar.