BLITAR, Desapenari.id – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan secara mengejutkan tidak lagi mempercayakan kepemimpinan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Blitar kepada Rijanto. Padahal, Rijanto sendiri baru saja terpilih sebagai Bupati Blitar pada Pilkada Serentak 2024. Akibatnya, kursi panas Ketua DPC untuk periode 2025–2030 harus diserahkan kepada Guntur Wahono, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Timur. Perlu Anda tahu, pergantian paksa ini menandai awal babak baru sekaligus evaluasi keras untuk partai berlambang banteng itu.
Lantas, mengapa Rijanto bisa dijatuhkan? Guntur Wahono dengan tegas menyatakan bahwa Rijanto dinilai gagal oleh pimpinan partai di tingkat provinsi dan pusat dalam menjaga dan menggalang konsolidasi partai selama masa jabatannya 2020-2025. “Kekurangan pertamanya jelas di masalah konsolidasi. Pada kenyataannya, dia dianggap kurang dan perlu lebih intens lagi,” ujar Guntur kepada awak media, Kamis (25/12/2025). Dengan kata lain, Rijanto dinilai tak mampu menyatukan barisan.
Bukti kegagalannya sangat konkret, lho! Guntur memaparkan bahwa kurangnya konsolidasi tersebut langsung tercermin dari anjloknya perolehan kursi PDIP di DPRD Kabupaten Blitar pada Pemilu 2024. Sebagai gambaran, partai ini kehilangan 3 kursi, dari 19 menjadi hanya 16 kursi, atau sekitar 32% dari total 50 kursi yang ada. Artinya, under performance ini menjadi tamparan pahit yang tidak bisa diabaikan.
Namun, masalahnya tidak berhenti di situ. Guntur menambahkan, Rijanto juga dinilai tidak mampu membangun komunikasi yang solid di antara tiga pilar politik, yakni partai, kepala daerah (yang juga dirinya), dan anggota legislatif. “Ketiga pilar ini seharusnya sering berkomunikasi. Kalau tidak, kemenangan PDIP tidak akan berdampak optimal bagi partai, dan ini jelas merugi. Karena itulah, perlu ada gebrakan. Ini semua menjadi bahan evaluasi mendalam,” tutur Guntur. Pada intinya, Rijanto dianggap gagal sebagai penghubung.
Lalu, mengapa justru Guntur yang ditunjuk? Penunjukan Guntur sebagai Ketua DPC Blitar ini, menurut penjelasannya, tidak terlepas dari evaluasi menyeluruh pimpinan pusat partai atas hasil buruk Pemilu 2024, khususnya di Jawa Timur. Perlu diingat, pada pemilu tersebut, PDIP Jatim mengalami pukulan telak: kehilangan 6 kursi di DPRD Provinsi (dari 27 menjadi 21) dan kalah dalam Pilgub Jatim. “Faktanya, di DPRD Jatim kami tidak lagi menjadi pemenang. PKB-lah yang menggeser kami dengan kursi lebih banyak,” ujarnya. Jadi, kekalahan di level provinsi ini memicu perombakan besar-besaran.
Akibatnya, kemerosotan kinerja PDIP di Jatim ini langsung dilihat sebagai buah dari kegagalan konsolidasi dan efektivitas mesin partai di akar rumput, termasuk kabupaten/kota. Oleh karena itu, pimpinan pusat lalu mengambil strategi dengan mempercayakan kepemimpinan di sejumlah daerah kepada mantan pengurus DPD Jatim. Selain Blitar, daerah-daerah seperti Tulungagung, Nganjuk, Mojokerto, Tuban, dan lainnya juga mengalami intervensi serupa. “Penugasan saya ini memang bagian dari evaluasi itu. Singkatnya, gara-gara hasil Pemilu 2024 jauh dari harapan,” pungkas Guntur.
Terus, bagaimana dengan struktur barunya? Dalam Konferensi Cabang yang digelar di Surabaya (20-21 Des 2025), susunan pengurus baru DPC Blitar 2025-2030 akhirnya berhasil disusun. Menariknya, posisi Sekretaris DPC diisi oleh Supriadi alias Kuwat, yang juga merangkap sebagai Ketua DPRD Kabupaten Blitar. Sementara itu, posisi Bendahara DPC dipercayakan kepada Basori, seorang figur baru dengan background pengusaha. Dengan komposisi ini, partai berharap ada sinergi baru yang lebih solid.
Sebagai penutup, meski diterpa badai evaluasi ini, PDIP ternyata masih berhasil mempertahankan statusnya sebagai partai dengan kursi legislatif terbanyak di Kabupaten dan Kota Blitar sejak Pemilu 1999. Akan tetapi, dominasi yang mulai retak ini jelas menjadi alarm bahaya. Pada akhirnya, keputusan pemberhentian Rijanto menjadi sinyal jelas bahwa PDIP tidak segan mengambil tindakan tegas demi menyelamatkan elektabilitasnya di jantung basis loyalisnya sendiri. Nah, kalau pemimpinnya saja bisa diganti, apa yang akan terjadi pada suara pemilih di Pilkada mendatang? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com


Here we have made a list of the currency names you would need to write spellings in order to deposit money against your currency cheques, DD, loan payments or more. Prime factors of a number are the prime numbers that multiply together to form that number. Like all numbers, it has a distinctive mathematical structure.
What makes 999,999,999,999,999,999,999 an interesting number from a mathematical point of view? Just find the currency and get spelling for it. By using this site you accept our terms and conditions including our privacy and cookie, copyright and permissions policies. Every whole number greater than 1 is formed from at least one prime factor. Below you’ll find its key properties, along with some statistical info, fun facts and trivia.
It has a total of two hundred fifty-six divisors. It is composed of seven distinct prime numbers multiplied together.
References:
https://blackcoin.co/ufo9-casino-your-place-to-play-your-way/
paypal casino canada
References:
https://vhembedirect.co.za/employer/best-online-casinos-in-australia-top-casino-sites-for-2025/
online real casino paypal
References:
https://muwafag.com/compani/best-online-casinos-in-australia-top-casino-sites-for-2025/