Jakarta, Desapenari.id – Aroma sampah menyengat sekali lagi meneror warga! Akibatnya, sejumlah warga kini mengancam akan kembali turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi menentang uji coba kedua Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara. Selanjutnya, mereka dengan tegas mendesak agar fasilitas pengolahan sampah itu segera ditutup permanen.
“Rencananya, kami akan menggelar aksi unjuk rasa kedua pada tanggal 10 November 2025 untuk mendesak RDF ini ditutup!” tegas Wahyu Andre, Ketua RT 18, RW 14, Klaster Shinano Jakarta Garden City (JGC), Jakarta Timur, saat kami konfirmasi pada Senin (3/11/2025). Tak hanya itu, dalam aksi yang akan datang, warga secara khusus menuntut Gubernur Jakarta, Pramono Anung, untuk segera melakukan evaluasi mendalam terhadap keberadaan RDF Rorotan. Alasannya sangat jelas, dalam beberapa kali percobaan operasinya, fasilitas RDF ini justru konsisten memproduksi bau sampah yang sangat mengganggu.
“Kami mendesak adanya evaluasi total terhadap keberadaan RDF ini karena setelah beberapa kali uji coba, mereka masih saja menyebarkan bau dan pencemaran udara,” papar Andre dengan nada kesal. Lebih lanjut, ia mengungkapkan dampak serius yang sudah dirasakan warga, “Polusi ini telah mengakibatkan banyak warga, terutama anak-anak, menderita penyakit mata dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).”
Bahkan, Andre menyatakan bahwa skala unjuk rasa yang sedang mereka persiapkan ini akan jauh lebih besar dibandingkan aksi pertama yang digelar pada 21 Maret 2025 lalu. Mengapa demikian? Sebab, kali ini aksi protes tidak hanya melibatkan warga lokal. “Aksi kali ini akan melibatkan warga dari berbagai daerah yang ikut merasakan dampak negatifnya,” jelasnya. Sebagai contoh, mereka akan bergabung dengan warga dari JGC, Asya JGC, Metland Ujung Menteng, Kota Harapan Indah, Pusaka Rakyat Bekasi, Sungai Kendal Rorotan, Gading Crown Bekasi, Tambun Permata Bekasi, hingga Tambun Rengas Cakung. Sementara itu, lokasi pastinya untuk berunjuk rasa masih dalam tahap pertimbangan. “Kami masih mendiskusikan apakah akan berdemo langsung di depan pintu masuk RDF Rorotan atau justru menuju Balaikota Jakarta untuk menemui Gubernur,” tutur Andre.
Lantas, bagaimana tanggapan dari pengelola RDF? Di sisi lain, Project Manager Pembangunan RDF Plant Jakarta dari KSO Wika-Jaya Konstruksi, Angga Bagus, mengakui bahwa uji coba RDF Rorotan memang baru saja mereka lakukan. Ia pun berusaha meyakinkan publik dengan menyatakan bahwa empat unit Deodorizer (penghilang bau) serta Flue Gas Treatment untuk Rotary Dryer telah berfungsi dengan baik. Namun demikian, Angga menduga bahwa bau sampah yang sampai ke pemukiman warga terjadi akibat kondisi operasional tertentu yang tidak terus-menerus. “Pada momen-momen tertentu, seperti saat pergantian shift pekerja atau pada saat pengisian BBM untuk alat berat, pintu hanggar utama terpaksa dibuka. Kondisi inilah yang diduga mempengaruhi sirkulasi udara di dalam hanggar dan akhirnya berdampak ke area sekitarnya,” ujarnya memberi penjelasan. Selanjutnya, Angga menambahkan bahwa begitu mesin kembali beroperasi normal, sistem sirkulasi udara di dalam hanggar akan kembali dikendalikan dan dinetralisir oleh keempat unit Deodorizer tersebut.
Sebelumnya, perlu kita ingat bersama bahwa penolakan warga terhadap RDF Rorotan ini bukanlah hal baru. Pada awalnya, warga Perumahan Jakarta Garden City (JGC) di Cakung, Jakarta Timur, sudah menyuarakan penolakan mereka terhadap rencana pengoperasian RDF Rorotan yang sempat dijadwalkan pada 24 September 2025. Salah satu pemicu utama kemarahan warga adalah karena uji coba pertama RDF dinilai telah gagal total dan jelas-jelas menimbulkan pencemaran udara. “Warga menolak operasi RDF karena polusi udara dan bau tidak sedapnya sampai ke wilayah permukiman kami di JGC RW.14 Cakung Timur saat uji coba tahap awal dilakukan,” ujar Didik Ari Prasetyo, Ketua RW 14 Perumahan JGC, dalam wawancara pada Kamis (11/9/2025).
Selain masalah bau, ada satu lagi akar penolakan warga yang sangat krusial. Pengelola RDF Rorotan disebut-sebut belum mampu menunjukkan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang menjadi dasar hukum operasional mereka. “Kami bersikukuh menolak RDF beroperasi di wilayah kami karena, dari hasil pertemuan terakhir dengan pengelola, izin AMDAL yang kami minta sama sekali belum bisa mereka tunjukkan,” tegas Didik. Akhirnya, sebagai kompromi untuk melengkapi dan menyempurnakan dokumen AMDAL, pengelola memohon agar uji coba kedua RDF Rorotan diizinkan untuk dilaksanakan. Pada saat itu, pengelola pun memberikan jaminan kuat bahwa seluruh proses uji coba ini tidak akan lagi menimbulkan bau mengganggu. Dengan berat hati, warga pun akhirnya menyetujui permohonan tersebut dan mengizinkan uji coba kedua dilaksanakan minggu ini. Sayangnya, janji manis pengelola sekali lagi terbukti hanyalah omong kosong. Uji coba kedua ini justru kembali memicu protes keras karena bau menyengat yang dijanjikan tidak akan ada, ternyata masih sama kuatnya dan kembali mencemari udara.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com


hgh einnahme
References:
hgh cycle length (premiumdesignsinc.com)
is hgh or testosterone better
References:
Bodybuilding Hgh (https://Googlino.Com/Members/Bettyclick71/Activity/372473)
recommended dosage of hgh for bodybuilding
References:
hgh before and After pics – md.un-hack-bar.de,
hgh dosage iu
References:
https://squareblogs.net/
hgh bodybuilding benefits
References:
https://ebra.ewaucu.us/index.php?page=user&action=pub_profile&id=142393
beginner hgh cycle
References:
nerdgaming.science