Jakarta (Desapenari.id) – PBB Dalam rangkaian Konferensi Internasional Tingkat Tinggi tentang Implementasi Solusi Dua Negara, Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Christiawan Nasir (Tata) menggelar serangkaian pertemuan bilateral dengan sejumlah perwakilan negara pada Rabu (30/7). Pertemuan ini tidak hanya membahas perkembangan terkini isu Palestina. Tetapi juga menekankan pentingnya reformasi sistem multilateral untuk menciptakan solusi berkelanjutan.
Dukungan Penuh untuk Palestina
Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Varsen Aghabekian, Wamenlu Tata menyampaikan komitmen kuat Indonesia. “Presiden Prabowo siap mengirimkan pasukan perdamaian di bawah mandat PBB sebagai bentuk nyata dukungan kami,” tegasnya. Ia juga menegaskan bahwa konferensi ini harus menjadi momentum untuk mempercepat implementasi Solusi Dua Negara.
Tak hanya itu, Indonesia mendorong peningkatan peran UNRWA (Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina). “UNRWA bukan sekadar penyedia bantuan. Melainkan simbol keberadaan PBB di tanah Palestina,” ujar Tata.
baca juga: Prancis Siap Akui Palestina September 2025!
Pertemuan dengan Utusan Khusus Uni Eropa untuk Timur Tengah, Duta Besar Christophe Bigot, berlangsung hangat. Kedua pihak sepakat bahwa hukum internasional harus ditegakkan secara konsisten tanpa diskriminasi. “Kami menolak standar ganda dalam penyelesaian konflik,” tegas Wamenlu.
Selain itu, Indonesia dan Uni Eropa menyoroti urgensi gencatan senjata di Gaza. “Bantuan kemanusiaan harus segera masuk. Dan gencatan senjata adalah langkah pertama,” tandas Tata.
baca juga: Kamboja Desak DK PBB Bahas Konflik
Ketika bertemu Utusan Khusus Austria untuk KTT Palestina, Herbert Scheibner, Wamenlu mendorong peningkatan kontribusi global. “Kami ingin lebih banyak negara, terutama di Eropa, mendukung pengakuan kedaulatan Palestina,” ujarnya.
Ia juga menyambut positif rencana Inggris dan Prancis yang akan mengakui Palestina. “Ini bisa jadi katalis bagi negara Eropa lain untuk ikut mendukung Solusi Dua Negara,” harap Tata.
kunjungi juga laman gadget terkini di Newtechclub.com
Dalam pertemuan dengan Wakil Tetap Australia untuk PBB, Duta Besar James Larsen, kedua negara mengkritik kemunduran sistem multilateral. “Isu-isu penting seperti Palestina sering terhambat. Hal ini karena sistem yang tidak efektif,” ungkap Tata.
Namun, ia optimis bahwa solidaritas global bisa mengembalikan kepercayaan. “Dengan reformasi PBB, kita bisa lebih tegas menangani isu krusial seperti Palestina,” tegasnya.
Dari berbagai pertemuan ini, terlihat jelas bahwa Indonesia tak hanya aktif menyuarakan dukungan bagi Palestina, tetapi juga mendorong aksi nyata. Mulai dari pengiriman pasukan perdamaian, dukungan untuk UNRWA, hingga desakan reformasi PBB, semua menunjukkan komitmen kuat Indonesia di kancah global.
“Kami akan terus berdiri bersama rakyat Palestina hingga perdamaian benar-benar terwujud,” pungkas Wamenlu Tata.