TEHERAN, Desapenari.id – Lima warga sipil meregang nyawa setelah sekelompok teroris menggempur gedung pengadilan di Zahedan, Provinsi Sistan-Baluchistan, Iran tenggara, pada Sabtu (26/7/2025). Media pemerintah setempat (IRNA) langsung mencap insiden ini sebagai aksi teroris paling biadab dalam beberapa bulan terakhir.
Pusat Peradilan Berubah Jadi Medan Perang
Mizan Online, platform berita resmi pengadilan Iran, melaporkan bahwa orang-orang bersenjata tak dikenal tiba-tiba menyerbu gedung pengadilan di Zahedan. Serangan brutal ini merenggut lima nyawa dan melukai 13 orang lainnya. Pihak berwenang memperkirakan korban mungkin bertambah, seperti dikonfirmasi AFP.
Pasukan Keamanan Tembak Mati 3 Teroris
Kantor berita IRNA mengabarkan bahwa pasukan keamanan berhasil menembak jatuh tiga pelaku serangan. Markas besar Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) langsung mengeluarkan pernyataan resmi tentang operasi penanganan ini.
Teroris Menyamar, Bayi 1 Tahun Jadi Korban
Wakil Komandan Polisi Sistan-Baluchistan, Alireza Daliri, mengungkapkan bahwa para pelaku mengelabui petugas dengan berpura-pura sebagai pengunjung. Begitu masuk, mereka langsung melemparkan granat ke kerumunan orang. Aksi pengecut ini menewaskan seorang bayi malang berusia satu tahun beserta ibunya yang berusaha melindunginya.
Kelompok Jaish al-Adl Angkat Bicara
Jaish al-Adl, kelompok radikal Baloch yang biasa beroperasi di perbatasan Pakistan-Iran, dengan pongah mengklaim tanggung jawab atas serangan ini. Mereka kerap menebar teror di wilayah tersebut selama bertahun-tahun.
Zahedan: Titik Rawan Konflik Tak Berkesudahan
Kota Zahedan yang terletak 1.200 km dari Teheran ini memang sudah lama menjadi sarang konflik. Letaknya yang berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan membuat daerah ini kerap memanas. Pasukan keamanan Iran terus berhadapan dengan pemberontak Baloch, militan Sunni, hingga gembong narkoba bersenjata.
Ekor Berdarah Oktober Lalu
Insiden ini mengingatkan kembali pada serangan Oktober lalu yang menewaskan sepuluh petugas polisi. Pola serangan yang terus berulang membuktikan bahwa ancaman teror masih sangat nyata.
Mengapa Serangan Ini Begitu Menyentuh?
- Sasaran Simbolik: Pelaku sengaja memilih gedung pengadilan untuk menunjukkan perlawanan terhadap hukum.
- Korban Tak Bersalah: Kematian bayi dan ibunya memicu gelombang kemarahan di media sosial.
- Taktik Baru: Penyusupan dengan penyamaran menunjukkan peningkatan kemampuan teroris.
Dunia Mengecam, Keluarga Korban Berduka
Banyak negara mengutuk keras serangan ini melalui pernyataan resmi. Namun bagi keluarga korban, kata-kata tidak bisa mengembalikan nyawa yang hilang.
Apa yang Akan Iran Lakukan?
Pemerintah Iran berjanji akan memburu setiap anggota kelompok teroris ini. Tapi pertanyaan besarnya: bisakah mereka menghentikan teror untuk selamanya?
Kisah Zahedan bukan sekadar berita biasa. Ini tentang nyawa manusia, air mata ibu-ibu, dan ketakutan yang terus menghantui. Selama akar masalah belum tuntas, teror mungkin akan terus datang silih berganti.