desapenari.id – Kabar mengejutkan datang dari Bhayangkara Presisi Lampung FC! Klub Liga 1 ini baru saja mengumumkan kepulangan Paul Munster sebagai pelatih kepala pada Kamis (19/6/2025). Paul Munster, pelatih yang populer dengan julukan The Guardian itu, akhirnya resmi kembali melatih Bhayangkara FC setelah sebelumnya membesut Persebaya Surabaya.
Selamat Datang Kembali, Sang Guardian!
Bhayangkara FC langsung membuat penggemar heboh dengan mengunggah kabar ini di akun Instagram resmi mereka. “Welcome back coach @coach.munster,” tulis klub disertai foto sang pelatih. Unggahan ini langsung banjir komentar dari fans yang antusias menyambut kepulangan Munster.
Sebelum kembali ke Bhayangkara, Munster sukses membawa Persebaya Surabaya finis di posisi keempat Liga 1 musim 2023/2024. Sayangnya, meski performanya cukup solid, kontraknya tidak diperpanjang oleh manajemen Persebaya.
Baca juga 8 Legenda Bulutangkis Ramaikan Oppo Make Your Moment!
Munster tidak datang sendirian! Kabarnya, Munster sudah menyiapkan tim kepelatihan solid untuk mendampinginya di Bhayangkara FC. Ia memastikan dua nama kunci ikut bergabung: Mustaqim, asisten pelatih berpengalaman yang sebelumnya membesut Persik, dan Luizinho Passos, ahli pelatih kiper yang pernah menangani Persib.
Ini bukan pertama kalinya Munster melatih Bhayangkara FC. Ia pernah memegang kendali tim ini dari 2019 hingga 2022. Sayangnya, di periode pertamanya, ia belum berhasil membawa klub meraih gelar juara.
Catatannya cukup beragam: di musim 2019, ia membawa Bhayangkara finis keempat. Namun, performa sempat turun di musim 2020/2021 dengan finis di posisi ke-11. Di musim terakhirnya (2021/2022), ia berhasil mengembalikan kepercayaan dengan mengantarkan tim ke posisi ketiga.
Dengan kembalinya Munster, Bhayangkara FC jelas punya target lebih besar. Pengalaman dan kedekatannya dengan klub diharapkan bisa membawa perubahan signifikan. Apalagi, ia datang dengan tim kepelatihan yang sudah terbukti kompeten.
Fans Bhayangkara pasti tak sabar menanti aksi pertama Munster di musim baru. Bagaimana strateginya? Bisakah ia membawa The Guardian meraih gelar juara? Kita tunggu saja!
