Jakarta (Desapenari.id) – Dunia bulu tangkis Indonesia tengah berduka. Kabar menyedihkan datang dari mantan pemain nasional sekaligus legenda bulu tangkis tanah air, Iie Sumirat, yang meninggal dunia pada Selasa (23/7). Kepergiannya langsung menyita perhatian publik, terutama para pecinta olahraga raket.
Belasungkawa dari Seluruh Tokoh Bulu Tangkis
Banyak tokoh bulu tangkis Indonesia menyampaikan duka cita melalui media sosial. Salah satunya Hariyanto Arbi, juara dunia 1995, yang mengungkapkan kesedihan mendalam atas kepergian Iie. Melalui akun Instagram-nya, Hariyanto menulis, “Saya dan komunitas bulu tangkis Indonesia menyampaikan duka yang mendalam atas berpulangnya Kang Iie Sumirat. Terima kasih atas dedikasi dan perjuangan Kang Iie dalam mengharumkan nama bangsa. Jasa dan inspirasimu akan selalu kami kenang. Selamat jalan, Kang Iie. Semoga damai di sisi-Nya.”
Ungkapan serupa juga mengalir dari berbagai pihak, menunjukkan betapa besar pengaruh Iie dalam dunia bulu tangkis Indonesia. Sosoknya tidak hanya dihormati sebagai atlet, tetapi juga sebagai pribadi yang rendah hati dan inspiratif.
Pilar Kejayaan Bulu Tangkis Indonesia di Era 1970-an
Iie Sumirat merupakan salah satu pilar penting dalam kejayaan bulu tangkis Indonesia pada era 1970-an. Namanya melambung berkat kontribusinya yang besar dalam membawa tim Merah Putih meraih berbagai gelar bergengsi di kancah internasional, termasuk Piala Thomas.
Pada 1976, Iie menjadi bagian dari skuad Indonesia yang sukses menjuarai Piala Thomas. Empat tahun kemudian, ia kembali dipercaya sebagai tunggal utama dan berhasil mempertahankan gelar tersebut di edisi 1979. Prestasi ini semakin mengukuhkan reputasinya sebagai salah satu pemain terbaik di masanya.
Prestasi Gemilang di Tingkat Dunia
Selain andal dalam tim, Iie juga menorehkan prestasi gemilang di nomor perorangan. Pada Kejuaraan Dunia 1977, ia berhasil membawa pulang medali perunggu. Ini merupakan pencapaian luar biasa, mengingat itu adalah edisi perdana kejuaraan dunia bulu tangkis.
Tidak hanya itu, setahun sebelumnya, Iie memenangkan Kejuaraan Invitasi Asia di Bangkok setelah mengalahkan pemain unggulan asal China, Hou Jiachang, dalam pertarungan sengit tiga game (12-15, 15-8, 18-15). Kemenangan ini semakin membuktikan ketangguhannya sebagai atlet kelas dunia.
Kiprah di All England dan Pembagian Tim Indonesia
Menariknya, Kejuaraan Invitasi Asia saat itu digelar bersamaan dengan All England. Indonesia pun membagi dua timnya untuk mengikuti kedua turnamen bergengsi tersebut. Selain Iie yang tampil di Bangkok, pasangan ganda putra Ade Chandra/Christian Hadinata juga berlaga dan sukses membawa pulang gelar juara.
Strategi ini menunjukkan betapa kuatnya tim bulu tangkis Indonesia di era tersebut. Mereka tidak hanya mengandalkan satu pemain, tetapi memiliki banyak bakat unggulan yang bisa diandalkan di berbagai ajang.
kunjungi laman gadget terkini di Webhostdiy.com
Meski sudah pensiun dari dunia kompetitif, Iie Sumirat tidak pernah berhenti berkontribusi. Ia aktif membina atlet-atlet muda di klub SGS Bandung, mencetak generasi penerus yang kelak mengharumkan nama Indonesia.
Dedikasinya dalam pembinaan atlet muda menjadi inspirasi bagi banyak pebulu tangkis generasi berikutnya. Banyak pemain yang kini sukses mengaku belajar banyak dari sosok Iie, baik dari segi teknik bermain maupun mental bertanding.
baca juga: Indonesia Alami Anomali Curah Hujan sampe kapan?
Kepergian Iie Sumirat tentu menjadi kehilangan besar bagi dunia olahraga nasional, khususnya bulu tangkis. Namun, prestasi, semangat juang, dan keteladanan yang ia tinggalkan akan selalu dikenang sebagai bagian dari sejarah emas bulu tangkis Indonesia.
Kini, saat kita mengenang jasa-jasanya, yang tersisa adalah rasa syukur atas segala dedikasinya. Selamat jalan, Kang Iie. Namamu akan tetap hidup dalam setiap kemenangan bulu tangkis Indonesia di masa depan.
