Puthu Lanang, Jajanan Pasar Legendaris 114 Tahun di Malang

desapenari.id – Puthu Lanang menjadi salah satu destinasi kuliner yang wajib dikunjungi saat berada di Kota Malang. Tempat ini menawarkan berbagai jajanan tradisional khas Jawa, seperti putu, cenil, klepon, dan lupis. Puthu Lanang mempertahankan cita rasa autentik dan kualitas premium sejak tahun 1935, yang menjadi keunikannya.

Berada di depan gang kecil di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Malang, tempat ini selalu ramai pengunjung. Setiap hari, ratusan porsi kue tradisional ludes terjual hanya dalam hitungan jam.

Menjual Ratusan Porsi Setiap Hari

Pemilik Puthu Lanang, Endang Setyo Rini, mengungkapkan bahwa orang tuanya merintis usaha ini, yang terus berkembang dan selalu ramai pembeli. Setiap hari, ia bersama beberapa karyawan menjual sekitar 500 hingga 600 porsi jajanan tradisional.

“Kami buka pukul 17.30 WIB sampai 21.30 WIB pada hari biasa. Kalau bulan puasa, kami mulai lebih awal pukul 16.30 WIB hingga 21.30 WIB. Tapi sering kali sebelum jam tutup, jajanan sudah habis,” ujar Rini kepada detikJatim, Sabtu (22/3/2025).

Jajanan Favorit Pejabat dan Artis

Nama Puthu Lanang sudah terkenal di Malang Raya dan luar kota. Beberapa pejabat serta artis bahkan pernah mampir untuk menikmati jajanan khas ini. Keunikan dan cita rasa yang khas membuat tempat ini terus menjadi favorit pecinta kuliner tradisional.

Rini menjual setiap jenis kudapan, seperti putu, lupis, cenil, dan klepon, dengan harga Rp 15 ribu per porsi.

Melayani Pesanan Khusus

Selain menjual jajanan per porsi, Rini juga menerima pesanan dalam bentuk tumpeng. Rini biasanya membuat pesanan ini untuk acara khusus, seperti buka puasa bersama atau hajatan keluarga.

“Kalau pesanan dalam bentuk tumpeng, saya kerjakan di rumah dan biasanya dikirim pagi hari. Saat bulan puasa, banyak yang memesan untuk buka bersama atau acara keluarga,” kata Rini.

Puthu Lanang tetap menjadi pilihan utama bagi pecinta jajanan pasar yang ingin menikmati cita rasa autentik dengan kualitas terbaik. Dengan resep turun-temurun, tempat ini terus mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu ikon kuliner tradisional di Malang.