Jakarta (desapenari.id) – Duta Besar Republik Indonesia (Dubu RI) untuk Kenya, Mohammad Hery Saripudin, baru-baru ini mengetengahkan sebuah strategi penting. Selanjutnya, beliau menyoroti betapa urgentnya diplomasi pendidikan untuk mengukuhkan hubungan bilateral Indonesia dengan berbagai negara di dunia.

Tak hanya itu, dalam Seminar Nasional Politik dan Hubungan Internasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Wahid Hasyim Semarang pada hari Selasa, Dubes Hery menjelaskan kunci masa depan hubungan antarnegara. Pasalnya, “Dalam membina kerja sama bilateral, masa depan kerja sama kedua negara itu sepenuhnya terletak pada generasi mudanya,” ujarnya secara daring.
Lebih jauh lagi, dalam paparannya yang menarik, Dubes Hery menekankan satu misi utama. Artinya, diplomasi pendidikan memegang peran sentral untuk meneruskan estafet penguatan hubungan bilateral Indonesia kepada para pemuda sebagai penerus bangsa. “Jadi, bagaimana kita passing the baton, menurunkan, dan membina kader-kader anak muda. Oleh karena itu, kita mutlak membutuhkan diplomasi pendidikan. Itulah fungsinya,” tegas dia.

Bahkan, dia dengan gamblang menyatakan bahwa langkah ini penting untuk segera diimplementasikan. Tujuannya jelas: menciptakan para pelobi handal Indonesia di luar negeri pada masa mendatang.
Menariknya, pendekatan ini ternyata terinspirasi dari sebuah kisah nyata. Contohnya, Dubes Hery mengungkapkan bagaimana Indonesia pernah ‘mencetak’ seorang pemimpin dunia. Alasannya, pendekatan itu terinspirasi dari cara Barack Obama kecil memandang Indonesia, dan bagaimana kemudian ia menerapkan pemahamannya terhadap nilai-nilai Indonesia tersebut untuk memperkuat hubungan dengan RI saat dirinya menjadi Presiden Amerika Serikat.
“Ini menjadi inspirasi berharga bahwa diplomasi pendidikan itu sangat penting, karena begitu seseorang telah ‘ter-inject’ dengan nilai-nilai Indonesia, ini akan membangun Indonesian lobbyist,” paparnya dengan penuh keyakinan.
Selain itu, diplomasi pendidikan bukanlah satu-satunya fokus. Di sisi lain, Dubes Hery juga menyoroti sejumlah prioritas lain yang akan terus didorong dalam hubungan bilateral Indonesia ke depannya.
Salah satu poin krusial yang berikutnya dibahas adalah komitmen Indonesia untuk konsisten berpartisipasi aktif dalam menjaga ketertiban dunia. Lebih khusus, komitmen ini berdasar pada nilai-nilai altruisme atau kepedulian yang terus diusung Indonesia dengan kesadaran penuh bahwa Indonesia mustahil bisa hidup mandiri tanpa dukungan dari negara lain.
“Pada intinya, kita ini hidup dalam sebuah masyarakat internasional, bukan hidup sendiri, melainkan hidup saling berdampingan,” jelasnya.
Selaras dengan itu, komitmen altruistik ini juga tercermin jelas dari pernyataan Menteri Luar Negeri RI, Sugiono. Beliau menekankan betapa pentingnya meningkatkan peran Indonesia di kawasan global.
Tak berhenti di situ, Menlu Sugiono juga menegaskan sejumlah prioritas lainnya. Utamanya, pentingnya diplomasi kedaulatan dan internasional, penguatan kerja sama ekonomi, perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI), serta penguatan peran diaspora Indonesia di luar negeri menjadi prioritas utama Indonesia untuk memperkokoh hubungan bilateralnya.
Akhirnya, seluruh rangkaian strategi dan prioritas ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam membangun hubungan yang setara, saling menguntungkan, dan berkelanjutan dengan seluruh mitra globalnya melalui berbagai jalur diplomasi, dengan fokus terbesar pada pembangunan sumber daya manusia muda.