YERUSALEM, Desapenari.id – Sebanyak 21 negara, termasuk sekutu dekat Israel seperti Inggris, Perancis, Kanada, dan Jepang, secara tegas mengecam langkah Israel yang menyetujui proyek pembangunan permukiman di Tepi Barat pada Kamis (21/8/2025). Selain itu, para menteri luar negeri dari negara-negara penandatangan menyatakan bahwa keputusan Israel untuk membangun kawasan E1 seluas 12 kilometer persegi di timur Yerusalem merupakan tindakan yang “tidak dapat diterima” dan jelas melanggar hukum internasional.

Tak hanya berhenti di situ, mereka pun secara bersama-sama menyerukan pembatalan segera proyek tersebut. Mereka memperingatkan bahwa pembangunan di koridor E1 akan sangat mengancam solusi dua negara karena memutus kontinuitas wilayah negara Palestina di masa depan serta membatasi akses warga Palestina ke Yerusalem Timur.

baca juga: Israel Gempur Iran, Mimpi Damai Trump Ambruk Lagi

Lalu, siapa saja yang mengutuk Israel?
Ternyata, negara-negara yang menandatangani pernyataan ini mencakup Australia, Belgia, Kanada, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia, Lituania, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Inggris. Bahkan, Uni Eropa turut mendukung kecaman ini melalui pernyataan resmi dari kepala urusan luar negerinya.

baca juga: Jerman Stop Kirim Senjata ke Israel, Ini Alasannya!

Selanjutnya, pernyataan bersama itu menegaskan bahwa proyek ini sama sekali tidak memberikan manfaat bagi rakyat Israel. Sebaliknya, justru berisiko melemahkan keamanan serta memicu kekerasan dan ketidakstabilan di kawasan.

baca juga: TERBONGKAR! Presiden Iran Terluka dalam Serangan Israel

Perlu diketahui, Komite Perencanaan Tinggi Israel baru-baru ini menyetujui proyek yang mencakup pembangunan sekitar 3.400 unit rumah di atas lahan seluas 12 kilometer persegi di E1. Kawasan ini terletak di antara Yerusalem dan permukiman Israel Maale Adumim. Sudah lama, proyek ini menuai kecaman internasional karena dianggap memecah Tepi Barat menjadi dua, sehingga membuat pembentukan negara Palestina yang berdaulat semakin mustahil.

Bahkan, kepala badan pengungsi PBB, Philippe Lazzarini, menilai langkah ini akan sepenuhnya memutus konektivitas antara Tepi Barat utara dan selatan.

kunjungi juga laman berita tentang gadget di Newtechclub.com

Respon dan Tekanan Internasional
Di sisi lain, sejumlah negara telah mengambil langkah diplomatik nyata. 

Sebelumnya, Sekjen PBB Antonio Guterres dan Otoritas Palestina di Ramallah juga telah mengecam keras keputusan ini. Meski mendapat tekanan internasional yang kuat, belum terlihat tanda-tanda bahwa Israel akan membatalkan proyek E1.

baca juga: Jerman Stop Kirim Senjata ke Israel, Ini Alasannya!

Sementara itu, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich justru membela proyek tersebut dengan alasan penting untuk keamanan Israel. Akan tetapi, para pengkritik menilai langkah ini justru akan memperburuk isolasi Israel di dunia internasional.