Desapenari.id – Bayangkan tingkat radiasi di halaman belakang rumah Anda tiba-tiba melonjak hampir satu juta kali lipat dari batas yang seharusnya! Inilah kengerian yang sedang diungkapkan oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan. Dia dengan tegas menyoroti level cesium-137 yang mencengangkan di Cikande, Serang, yang telah mencapai angka fantastis, 875.000 kali lipat dari ambang batas normal. Selanjutnya, Daniel mendesak agar pemerintah segera mengevakuasi warga yang berisiko agar bencana besar, mirip dengan tragedi nuklir mengerikan yang pernah terjadi di belahan dunia lain, bisa kita hindari.
“Kita sama sekali tidak ingin skenario mengerikan seperti kasus radiasi radioaktif di Chernobyl terulang di sini,” seru Daniel dengan nada tegas saat tim media melakukan wawancara dengannya pada Selasa (14/10/2025). Sebagai informasi, Chernobyl di Ukraina merupakan zona mati yang terdampak ledakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di era Uni Soviet. Akibatnya, daerah itu sama sekali tidak bisa lagi dihuni manusia untuk selamanya.
Meskipun demikian, Daniel dengan bijak menambahkan bahwa meskipun skala kasus di Cikande mungkin tidak sebesar Chernobyl, langkah antisipasi untuk menyelamatkan warga harus tetap kita jadikan prioritas utama tanpa kompromi. Selain itu, dia mengingatkan semua pihak bahwa risiko paparan cesium-137 di kawasan industri itu sama sekali tidak boleh kita anggap remeh. Pasalnya, dampak buruk dari radiasi ini bisa langsung muncul dalam waktu dekat atau mengintai sebagai bom waktu untuk jangka panjang. “Karena itu, segera lakukan tindakan nyata!” tegasnya lagi.
Di sisi lain, sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB), Daniel juga mengonfirmasi bahwa Kementerian Lingkungan Hidup beserta badan pengawas terkait saat ini telah menetapkan kawasan industri Cikande sebagai Kejadian Khusus Pencemaran Radiasi. Bahkan, pemeriksaan kesehatan terhadap sejumlah orang yang diduga terpapar juga telah dilakukan. Namun demikian, menurut penilaiannya, pemerintah masih harus secara signifikan meningkatkan pengawasan dan mempererat koordinasi lintas sektor untuk benar-benar menekan risiko paparan radiasi tersebut hingga ke akarnya.
“Fakta bahwa radiasi mencapai 875.000 kali level normal ini tentu saja sangat-sangat berbahaya,” tutur Daniel dengan penuh kekhawatiran. “Lebih lanjut, jika kita tidak segera melakukan lokalisasi yang ketat, level ini justru berpotensi meningkat dan akhirnya berdampak secara lebih luas kepada masyarakat.”
Tidak berhenti di situ, dia juga memberikan peringatan keras kepada pemerintah untuk serius mengantisipasi setiap dampak buruk dari cemaran zat berbahaya tersebut. Menurut pandangannya, para ahli nuklir dalam negeri harus segera membangun komunikasi dengan pakar internasional agar kita bisa menanggulangi kasus radioaktif yang diduga kuat bersumber dari pabrik peleburan besi tersebut dengan lebih efektif. “Sebagai bentuk komitmen, Komisi IV dalam rapat mendatang akan langsung menggelar rapat koordinasi secara menyeluruh dengan berbagai kementerian dan lembaga,” pungkasnya dengan tegas. “Tujuannya jelas, yaitu mencari solusi permanen untuk menangani kejadian yang sangat khusus dan luar biasa ini.”
Sebelumnya, sebuah kejadian mengejutkan telah memicu investigasi ini. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol, sendiri telah meninjau langsung Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. Setelah investigasi, dia mengungkap fakta mencengangkan bahwa beberapa titik di kawasan industri itu memiliki tingkat radiasi nuklir yang luar biasa tinggi, hingga 875.000 kali lipat dari batas aman! Sebagai perbandingan, kondisi ini sangat jauh melampaui level radiasi yang dinilai aman untuk masyarakat, yang hanya sebesar 0,11 microsievert per jam.
“Tim kami telah berhasil mendeteksi beberapa titik lokasi yang memancarkan sumber radiasi dari radionuklida,” jelas Hanif kepada para wartawan di Cikande, Senin (13/10/2025). “Yang paling mengkhawatirkan, salah satu titik bahkan menunjukkan angka yang sulit dipercaya, yaitu 33.000 microsievert per hour atau setara dengan 875.000 kali dari background alam!”
Akibat dari paparan ekstrem ini, hasil pemeriksaan kesehatan sementara telah menyatakan bahwa sembilan pekerja di kawasan industri itu dinyatakan positif terpapar radioaktif cesium-137. Sementara itu, kasus radioaktif di Cikande ini pertama kali terungkap justru setelah otoritas Amerika Serikat memboikot produk udang impor dari Indonesia. Alasannya, udang tersebut terdeteksi mengandung radiasi nuklir! Setelah dilakukan penelusuran mendalam, udang yang terkontaminasi itu ternyata dikemas di kawasan Cikande. Kemudian, hasil pemeriksaan sementara menduga kuat bahwa sumber radiasi muncul dari pabrik peleburan logam yang letaknya bersebelahan dengan perusahaan pengemasan udang. Yang menjadi sorotan, pabrik tersebut diketahui sering melebur logam impor yang didatangkan dari Filipina, yang diduga menjadi pembawa bahan radioaktif tersebut.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com