Desapenari.id — Bahlil: Kurangi Impor BBM Singapura Sampai 60%, Segera. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berencana mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura secara bertahap. Pemerintah akan mulai menerapkan kebijakan ini dalam enam bulan ke depan atau sekitar akhir 2025. Bahlil menegaskan bahwa pemerintah bisa mengurangi impor hingga 50%-60% dan bahkan berencana menghentikan impor sepenuhnya di masa depan. Ia menjelaskan rencana tersebut secara rinci saat jumpa pers di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada Jumat (9/5).
Alasan Pengurangan Impor BBM dari Singapura
Bahlil mengungkapkan dua alasan utama di balik rencana pengurangan impor BBM dari Singapura. Pertama, ia menyinggung masalah harga yang dinilai tidak kompetitif. Setelah melakukan pengecekan, ia menemukan bahwa harga BBM dari Singapura justru sama dengan harga dari negara-negara Timur Tengah. Padahal, seharusnya harga dari Singapura lebih murah karena jaraknya lebih dekat. Akibatnya, ia mempertanyakan mengapa harga BBM dari Singapura justru lebih mahal.
Selain itu, kebijakan ini juga didorong oleh faktor geopolitik dan kondisi ekonomi global. Menurutnya, Indonesia perlu menciptakan keseimbangan dalam hubungan perdagangan dengan negara lain. Oleh karena itu, pengurangan impor BBM dari Singapura menjadi salah satu langkah strategis.
Tahapan Pengurangan Impor dan Persiapan Infrastruktur
Pemerintah akan mulai mengurangi porsi impor BBM dari Singapura dalam enam bulan ke depan.
Saat ini, Pertamina sedang membangun dermaga-dermaga baru yang mampu menampung kapal impor berukuran besar. Selama ini, kapal-kapal pengangkut BBM dari Singapura berukuran kecil, sehingga kurang efisien. Oleh sebab itu, pembangunan dermaga besar menjadi salah satu alasan pengurangan impor.
Bahlil menjelaskan bahwa dermaga besar akan memungkinkan proses impor BBM terlaksana dalam sekali angkut.
Ia menekankan bahwa pemerintah harus memperluas pelabuhan dan menyesuaikan kedalamannya agar kapal besar dapat berlabuh dengan lancar. Dengan demikian, efisiensi impor BBM akan meningkat secara signifikan.
Dampak Kebijakan terhadap Pasar Energi Nasional
Kebijakan pengurangan impor BBM ini diperkirakan akan memengaruhi pasar energi dalam negeri. Pertama, Indonesia berpeluang mengalihkan impor ke negara-negara dengan harga lebih kompetitif, seperti Timur Tengah.
Kedua, langkah ini dapat memperkuat ketahanan energi nasional di tengah ketidakstabilan geopolitik global. Selain itu, pembangunan infrastruktur dermaga besar juga akan mendorong pertumbuhan industri logistik dan maritim.
Pemerintah harus mengimbangi kebijakan ini dengan meningkatkan produksi BBM dalam negeri. Tanpa langkah ini, pengurangan impor berpotensi memicu kelangkaan pasokan. Oleh karena itu, mereka perlu memastikan kapasitas kilang dalam negeri sudah mencukupi sebelum secara signifikan mengurangi volume impor.
Kebijakan Bahlil ini mendapat beragam tanggapan dari para pelaku industri. Sebagian pihak mendukung langkah ini karena dinilai dapat mengurangi ketergantungan pada satu negara.
Akan tetapi, ada juga yang mempertanyakan kesiapan infrastruktur dan dampaknya terhadap harga BBM di dalam negeri. Selain itu, pengusaha kapal kecil mungkin akan terkena imbas karena aktivitas impor dari Singapura berkurang.
Kesimpulannya, rencana pengurangan impor BBM dari Singapura merupakan langkah strategis jangka panjang.
Namun, pemerintah harus memastikan bahwa semua persiapan, termasuk infrastruktur dan pasokan domestik, telah matang sebelum kebijakan ini benar-benar diterapkan.
Dengan demikian, transisi ini dapat berjalan lancar tanpa mengganggu stabilitas energi nasional.