Desapenari.id – Dalam sebuah peristiwa yang membuat hati miris, seorang balita bernama Al Fatih (3) harus menghadapi situasi mengerikan; ia dinyatakan hilang setelah diduga kuat terseret oleh gelombang ganas di tepi pantai Pulau Saboyang, Kecamatan Kepulauan Balabalakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Kemudian, tragedi memilukan ini pertama kali terjadi pada sore hari yang kelam, yaitu Senin (20/10/2025). Sebelum kejadian menghantam, suasana masih tampak tenang; masyarakat sekitar bahkan masih melihat Al Fatih asyik bermain di sekitar rumahnya yang letaknya sangat dekat dengan bibir pantai. Sayangnya, kemarahan alam kemudian merenggut kebahagiaan sederhana itu dalam sekejap.
Akibatnya, pihak berwenang pun harus mengerahkan segala upaya. Tim Satpolair Polresta Mamuju bersama Basarnas akhirnya melakukan operasi pencarian terhadap sang korban secara intensif sejak Jumat (24/10/2025). Namun, usaha mereka ternyata belum membuahkan hasil yang menggembirakan. Sebagai bukti keseriusan, Kasat Polair Polresta Mamuju AKP Nurdin segera memimpin pencarian dengan menyisir setiap sudut area perairan Pulau Saboyang dan sekitarnya. Akan tetapi, tantangan besar justru datang dari alam; kondisi cuaca ekstrem berupa angin kencang dan hujan deras akhirnya memaksa mereka menghentikan sementara operasi penyelamatan. Bahkan, Tim Satpolair terpaksa mencari perlindungan dengan menuju Pulau Tapilagaan untuk menghindari amukan badai yang tiba-tiba melanda di tengah proses pencarian. “Kami tetap berupaya maksimal dan akan melanjutkan pencarian begitu kondisi cuaca kembali memungkinkan. Selanjutnya, keselamatan personel dan masyarakat kami jadikan sebagai prioritas utama,” tegas Nurdin dengan penuh keyakinan pada Minggu (26/10/2025).
Di sisi lain, Basarnas menunjukkan komitmen yang tak kalah kuat. Kepala Kantor Basarnas Mamuju Mahmud Afandi dengan sigap memulai operasi pencarian pada Minggu (26/10/2025) tepat pukul 07.00 Wita dan baru mengakhirinya pada pukul 18.00 Wita. Untuk memaksimalkan usaha, tim Basarnas kemudian membagi diri menjadi dua regu penyelamat yang menggunakan dua unit Rigid Inflatable Boat (RIB) atau perahu karet kaku. “(Tim) SRU I menggunakan RIB 02 lalu melakukan penyisiran sejauh 45 nautical mile, sementara SRU II menggunakan RIB 01 juga turut menyisir sejauh 50 nautical mile arah barat daya sesuai dengan peta pencarian (SAR Map),” jelas Mahmud dalam keterangan resminya. Selain itu, Mahmud mengungkap sebuah fakta mengejutkan; saat proses pencarian berlangsung di sekitar Pulau Saboyang, kondisi cuaca di lokasi justru sedang sangat mengerikan dengan angin berhembus kencang dari timur laut hingga barat, disertai hujan lebat dan tinggi gelombang air laut yang mencapai 1,25 hingga 2,5 meter.
Oleh karena itu, kondisi buruk ini secara langsung memengaruhi kelancaran proses pencarian. Lebih lanjut, Mahmud menambahkan bahwa proses pencarian pada Senin (27/10/2025) akan segera diperluas jangkauannya hingga ke perairan Majene. Bahkan, pencarian akan mereka mulai langsung dari Dermaga Dekking, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. “Operasi SAR akan terus kami lanjutkan tanpa henti hingga korban berhasil ditemukan. Selanjutnya, kami juga aktif berkoordinasi dengan pihak terkait dan masyarakat setempat untuk memperluas area pencarian,” tandas Mahmud dengan penuh tekad. Dengan demikian, harapan untuk menemukan Al Fatih masih terus disematkan pada setiap usaha yang dilakukan oleh para tim penyelamat. Meskipun begitu, situasi ini jelas menjadi pengingat bagi kita semua akan betapa dahsyatnya kekuatan alam dan pentingnya kewaspadaan ekstra, terutama di area pesisir pantai. Akhirnya, doa dan dukungan dari seluruh masyarakat terus mengalir untuk keselamatan sang balita dan kelancaran operasi yang penuh risiko ini.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com


c9gvn2