Padang (Desapenari.id) – Gunung Marapi kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Jumat sore pukul 18.51 WIB, gunung api yang terletak di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), ini melontarkan abu vulkanik setinggi satu kilometer ke angkasa. Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi langsung memantau perkembangan erupsi ini.
“Kolom abu teramati mencapai ketinggian sekitar satu kilometer,” jelas Teguh, petugas PGA Gunung Marapi, saat memberikan keterangan di Padang. Ia menambahkan, abu vulkanik tersebut tampak berwarna kelabu hingga cokelat dengan kepadatan tinggi dan condong mengarah ke timur laut. Seismogram mencatat erupsi ini dengan amplitudo maksimum 23,8 milimeter dan durasi sekitar 45 detik.
Sebelumnya, pada Rabu (16 Juli 2025), Gunung Marapi juga sudah menunjukkan tanda-tanda kegelisahan. Saat itu, gunung setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu meletus dengan kolom abu mencapai 1,2 kilometer. Abu vulkaniknya terlihat pekat dan bergerak ke arah timur laut. Getaran erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo 30,5 milimeter dan berlangsung selama 47 detik.
Saat ini, status Gunung Marapi masih berada di Level II (Waspada). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun mengeluarkan sejumlah imbauan penting.
Selain itu, PVMBG juga mengingatkan ancaman lahar dingin, terutama bagi warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Marapi. Risiko ini semakin tinggi ketika musim hujan tiba.
Dampak Erupsi Terhadap Warga Sekitar
Erupsi Gunung Marapi kali ini tentu menimbulkan kekhawatiran. Meski belum ada laporan korban jiwa, abu vulkanik yang menyebar bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa warga di sekitar Agam dan Tanah Datar mulai merasakan dampaknya, seperti debu vulkanik yang menempel di atap rumah dan kendaraan.
“Kami sudah bersiap sejak status waspada diumumkan,” kata Rina, salah seorang warga di Nagari Batur, Kabupaten Tanah Datar. Ia dan keluarganya menyimpan masker serta persediaan air bersih untuk mengantisipasi jika erupsi berkepanjangan.
Bagi masyarakat yang terdampak hujan abu, ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan:
- Gunakan masker atau kain basah untuk menutup hidung dan mulut.
- Hindari mengendarai motor saat abu vulkanik masih tebal karena bisa mengganggu penglihatan dan pernapasan.
- Bersihkan atap rumah dari timbunan abu untuk mencegah kerusakan.
- Siapkan air bersih jika pasokan air terganggu akibat material vulkanik.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama PVMBG telah menutup sementara jalur pendakian Gunung Marapi. “Kami tidak ingin mengambil risiko. Keselamatan warga dan pendaki adalah prioritas,” tegas juru bicara BNPB.
Sebelumnya, gunung ini sempat menjadi lokasi pendakian favorit karena pesona alamnya. Namun, dengan meningkatnya aktivitas vulkanik, semua pihak diminta untuk patuh pada imbauan resmi.
baca juga: Seorang Pendaki Tewas di Pos 3 Gunung Lawu
Bagaimana Kondisi Terkini?
Hingga berita ini diturunkan, tim pemantau masih terus mengawasi perkembangan Gunung Marapi. “Kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kesiapan mitigasi bencana,” kata Teguh.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tetapi waspada. Informasi resmi hanya akan disampaikan melalui kanal komunikasi PVMBG dan BNPB. “Jangan mudah terpancing isu yang tidak jelas sumbernya,” pesan Teguh.
Antisipasi Jangka Panjang
Pemerintah daerah setempat juga telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi
Gunung Marapi kembali mengingatkan kita akan kekuatan alam yang tak terduga. Dengan status waspada, semua pihak harus bekerja sama untuk meminimalisir risiko. “Alam bisa saja tak terprediksi, tapi kesiapan kita bisa menyelamatkan banyak nyawa,” pungkas Teguh.