SURABAYA, desapenari.id – Ibu Siswa SMP yang Tewas Tersengat Kabel AC Sekolah Menangis karena Polisi Batalkan Pemeriksaan TKP. Peristiwa ini terjadi di sebuah sekolah di Kecamatan Krembangan pada Jumat (9/5/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Sebelumnya, keluarga korban sudah berkumpul di lokasi sambil menunggu kedatangan Tim Inafis Polrestabes Surabaya.
Mobil petugas baru tiba sekitar pukul 16.30 WIB dan langsung memasuki lapangan basket sekolah. Akan tetapi, setelah beberapa saat berbicara, petugas memilih pergi tanpa memeriksa lokasi tempat korban tewas.
“Saya tidak tahu apakah polisi berencana memeriksa atau mengolah TKP. Tapi, penyidik bilang ini pemeriksaan TKP,” ujar ayah korban, Tanu Hariadi, saat ditemui di sekolah.
Ibu korban, Christine, yang mendengar ucapan suaminya, langsung memeluk Tanu. Tak lama kemudian, ia menangis tersedu-sedu. “Ini kan untuk mengungkap kebenaran, mencari keadilan.”Saya tidak mengerti kenapa polisi menunda pemeriksaan. Silakan tanya Polrestabes Surabaya, kenapa mereka menunda?” kata Christine dengan suara bergetar.
Beberapa anggota keluarga berusaha menenangkannya dengan menepuk pundaknya, namun tangis Christine semakin keras saat mendengar suaminya berbicara kepada wartawan.
Sebelumnya, Tanu menceritakan bahwa anaknya berniat mengerjakan ujian praktik Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) bersama teman-temannya pada Senin (28/3/2025). Mereka tiba di sekolah sekitar pukul 11.23 WIB, tetapi saat itu sekolah sedang libur. Akhirnya, korban dan teman-temannya mendapati tangga menuju kelas terkunci, sementara siswa SMA memakai lapangan untuk kerja kelompok.
Tanu menyatakan bahwa anak-anak itu kemudian memutuskan mengerjakan tugas di atap sekolah. Namun, tanpa diduga, korban tersengat listrik setelah menginjak kabel AC yang terbuka.
“Anak saya berteriak, ‘Aku kesetrum!’ Lalu dia diam selama sekitar 40 detik sebelum akhirnya jatuh dan kepalanya terbentur pagar,” jelas Tanu.
Korban kemudian dibawa teman-temannya ke Rumah Sakit Adi Husada di Jalan Undaan Wetan, tetapi dinyatakan meninggal sekitar pukul 12.35 WIB.
“Saat memandikan jenazah, saya melihat luka di kakinya, bercak merah di punggung, dan bintik-bintik di lengannya. Dugaan sementara, urat sarafnya putus,” tutur Tanu.