Mengapa Singapura Tak Terapkan Batas Usia Seperti di Indonesia?

Mengapa Singapura Tak Terapkan Batas Usia Seperti di Indonesia?

JAKARTA, desapenari.id — Mengapa Singapura Tak Terapkan Batas Usia Seperti di Indonesia?. Bagi banyak pencari kerja di Indonesia, batasan usia masih menjadi penghalang besar dalam mendapatkan pekerjaan. Sementara itu, kondisi berbeda terlihat di Singapura yang lebih terbuka terhadap usia pelamar. Di Indonesia, banyak lowongan kerja masih mencantumkan syarat usia maksimal, seperti 30 tahun atau bahkan lebih rendah, yakni 27 tahun.

Baca Juga: Hubungan Indonesia-Australia

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam, mengungkapkan bahwa perusahaan sering kali menjadikan usia sebagai alat penyaringan awal. Menurutnya, penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan antara jumlah pelamar dan kuota posisi yang tersedia.

“Sebagai contoh, kalau perusahaan membuka lowongan untuk 10 orang, tetapi yang mendaftar mencapai 1.000 orang, tentu perusahaan tidak bisa menguji satu per satu.

Baca Juga: Trump Putuskan Hubungan dengan Israel

Di sisi lain, Bob membandingkan dengan situasi di Singapura yang dinilainya jauh lebih fleksibel dalam menerima pelamar kerja. Negara tersebut, menurutnya, sangat jarang mencantumkan batas usia dalam pengumuman lowongan kerja. Salah satu alasannya adalah karena Singapura memiliki jumlah lapangan kerja yang jauh lebih banyak dibandingkan jumlah pencari kerja.

“Sebagai ilustrasi, di Singapura, orang berusia 70 tahun pun masih bisa bekerja, misalnya di sektor kebersihan. Hal ini terjadi karena kebutuhan tenaga kerja tinggi sementara suplai pekerjanya relatif rendah. Jadi, masalah utamanya bukan pada usia produktif atau tidak, melainkan minimnya kesempatan kerja yang tersedia di Indonesia,” jelas Bob lebih lanjut.

Di samping itu, alasan lain yang kerap menjadi pertimbangan perusahaan dalam menerapkan batas usia adalah faktor budaya dan efisiensi internal.

Menurut Ina, beberapa perusahaan merasa lebih nyaman merekrut generasi milenial ketimbang Gen Z, dan begitu pula sebaliknya. Transisi generasi dalam dunia kerja memang membawa tantangan tersendiri, khususnya dalam penyesuaian budaya kerja dan komunikasi.

“Sebaliknya, perusahaan digital justru lebih senang menerima Gen Z. “Selain membayar mereka dengan upah minimal, perusahaan juga menilai Gen Z lebih akrab dengan perkembangan teknologi dan tren digital masa kini,” jelas Ina.

“Karena itu, perbedaan pendekatan antara Indonesia dan Singapura soal batas usia pelamar tidak hanya dipicu faktor ekonomi, tetapi juga kebutuhan pasar tenaga kerja, budaya perusahaan, dan upaya meningkatkan efisiensi seleksi.”

“Agar lebih terbuka pada pelamar lintas usia, Indonesia perlu menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mengubah cara pandang terhadap usia kerja.”

More From Author

Prabowo Siap Sambut Kunjungan PM Australia Anthony Albanese Besok

Prabowo Siap Sambut Kunjungan PM Australia Anthony Albanese Besok

Presiden China Xi Jinping menyampaikan sindiran tajam terhadap praktik hegemoni dan perundungan

Xi Jinping Sindir Hegemoni Usai Kesepakatan Awal Tarif Dagang dengan AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *