LAMPUNG, Desapenari.id – Akhirnya, terkuak sudah persembunyian pelaku keji pembunuhan siswa SMK di Tulang Bawang! Setelah berhari-hari memburu, aparat kepolisian sukses meringkus tersangka di kabupaten tetangga. Sungguh, pelaku ternyata tidak jauh melarikan diri, hanya sekadar melompat ke wilayah sebelah.
Kepolisian kemudian membeberkan identitas terduga pelaku. Tersangka berinisial Said (26) ini didakwa sebagai otak di balik pembunuhan tragis Rido (15), seorang siswa SMK yang jasadnya sempat menggemparkan warga. Perlu diketahui, jasad korban sebelumnya pihak berwajib temukan di area perkebunan sawit pada Kamis (11/12/2025).
Mengungkap lebih jauh, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tulang Bawang, AKP Noviarif Kurniawan, menjelaskan bahwa momentum penangkapan terjadi setelah timnya melacak jejak Said hingga ke Kabupaten Mesuji. “Kami tidak memberi celah; tersangka akhirnya kami tangkap hari Sabtu kemarin,” tegas Noviarif. Selain itu, ia menambahkan bahwa saat diperiksa, pelaku langsung mengakui semua perbuatan kejinya tersebut. Pernyataan ini ia sampaikan melalui pesan tertulis pada Minggu (21/12/2025).
Yang paling mencengangkan, polisi juga berhasil mengungkap motif di balik pembunuhan sadis ini. Noviarif mengungkapkan, motif utama diduga kuat adalah upaya Said untuk merebut sepeda motor milik Rido. Sebagai bukti, dugaan ini semakin mengeras setelah polisi menemukan sepeda motor korban di lokasi persembunyian tersangka. “Namun, untuk kronologi detail, kami akan sampaikan lebih lanjut karena tersangka masih kami periksa secara intensif,” tambahnya, menegaskan bahwa penyelidikan masih terus berjalan.
Sebelumnya, publik dihebohkan oleh kasus yang terungkap setelah seorang mandor perkebunan sawit menemukan jasad Rido. Lokasi penemuannya adalah di Kampung Cempaka Jaya, Kecamatan Menggala Timur, tepatnya pada hari Kamis (11/12/2025). Saat ditemukan, keadaan korban benar-benar memilukan; Rido sudah tidak bernyawa dengan tubuhnya yang sengaja tertutup oleh pelepah daun sawit.
Dari kondisi TKP, polisi lalu menduga kuat bahwa korban menjadi korban begal sebelum akhirnya dibunuh. Alasan utama, korban masih mengenakan seragam sekolahnya dan banyak barang berharganya yang hilang dari lokasi. Dengan kata lain, semua barang milik Rido tidak ditemukan di TKP, memperkuat skenario perampasan yang berakhir tragis.
Mari kita telusuri lebih dalam. Pelaku, Said, disebutkan telah merencanakan aksinya dengan mengincar korban yang masih sangat belia. Bayangkan, Rido yang masih berusia 15 tahun harus kehilangan nyawa hanya karena sebuah kendaraan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada, terutama saat berkendara sendirian di area sepi.
Di sisi lain, kinerja polisi dalam menangani kasus ini patut diapresiasi. Mereka dengan sigap melacak setiap petunjuk, mulai dari TKP hingga ke kabupaten sebelah. Tidak heran, dalam waktu relatif singkat, mereka berhasil menangkap pelaku. Sebagai informasi, proses penyelidikan melibatkan analisis CCTV, keterangan saksi, dan penyamaran petugas.
Selanjutnya, kita perlu membahas dampak kasus ini terhadap komunitas. Sudah pasti, tragedi ini meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga korban dan teman-teman sekolahnya. Selain itu, warga sekitar juga merasa cemas karena keamanan di daerah mereka seolah terganggu. Maka dari itu, pihak berwajib diharapkan dapat meningkatkan patroli untuk mencegah kejadian serupa.
Terlebih lagi, kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak remaja. Sebab, korban yang masih berstatus pelajar mungkin saja menjadi target empuk bagi pelaku kejahatan. Dengan demikian, komunikasi terbuka antara orang tua dan anak adalah kunci untuk menghindari risiko semacam ini.
Lalu, bagaimana dengan kondisi psikologis pelaku? Saat ini, Said masih menjalani pemeriksaan intensif untuk mengetahui latar belakang dan alasan sebenarnya di balik pembunuhan ini. Polisi juga mendalami apakah ada keterlibatan pihak lain atau tidak. Meski demikian, pengakuan pelaku telah membuka jalan bagi proses hukum yang akan berjalan.
Sementara itu, keluarga korban tentu sedang berduka. Mereka berharap agar keadilan segera ditegakkan untuk anak mereka. Dukungan dari masyarakat sekitar juga terus mengalir, baik dalam bentuk bantuan moral maupun material. Hal ini menunjukkan bahwa solidaritas sosial masih kuat di tengah tragedi.
Melihat kronologisnya, kita dapat menyimpulkan bahwa kejahatan ini terjadi akibat nafsu sesaat pelaku. Said yang berusia 26 tahun seharusnya berada di puncak produktivitas, bukan justru merenggut nyawa orang lain. Akibatnya, masa depannya kini suram karena harus berhadapan dengan hukum yang berat.
Sebagai penutup, kasus ini mengingatkan kita semua akan pentingnya kehati-hatian dalam kehidupan sehari-hari. Kejahatan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, terutama di area yang sepi. Oleh karena itu, selalu perhatikan lingkungan sekitar dan laporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak berwajib. Dengan demikian, kita bersama-sama bisa menciptakan keamanan yang lebih baik.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

