Desapenari.id – Pertamina Dorong Energi Bersih, 408 Petani Desa Uma Palak Makin Sejahtera. Kekeringan mengancam ketahanan pangan Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami curah hujan di bawah normal selama musim kemarau 2023. Akibatnya, 27 ribu hektar tanaman padi terdampak kekeringan, dan 2.269 hektar di antaranya gagal panen.
Baca Juga: Hubungan Indonesia-Australia
“Subak di desa kami sering kekurangan air saat kemarau. Produksi padi pun menurun, bahkan bisa gagal panen,” ungkap I Made Darayasa, petani di Desa Uma Palak Lestari, Munduk Uma Palak, Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, Bali. Subak, sistem irigasi tradisional Bali yang dikelola masyarakat, menjadi tulang punggung pertanian lokal.
Melihat kondisi ini, warga desa tidak tinggal diam. Pertamina Dorong Energi Bersih Mereka menggandeng Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai Pertamina Patra Niaga untuk mencari solusi. “Kami bekerja sama mempelajari dan menerapkan teknologi guna mengatasi tantangan pertanian,” jelas Darayasa.
Inovasi SIUMA: Solusi Irigasi Cerdas
Melalui inovasi Sistem Pengairan Suplai Energi Manajemen Irigasi Uma Palak (SIUMA), Pertamina berhasil merevolusi irigasi di lahan padi. Sistem ini menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis IoT yang terhubung langsung ke grup WhatsApp petani, memungkinkan pengambilan keputusan irigasi secara real-time.
Baca Juga: Trump Putuskan Hubungan dengan Israel
Tak hanya itu, Pertamina juga memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 21 kWp dan mikrohidro yang memanfaatkan limbah non-B3, seperti selang bekas distribusi avtur. Dengan demikian, biaya operasional sistem irigasi pun jauh lebih hemat.
Dampak Positif bagi Petani dan Lingkungan
Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication Pertamina, menyatakan bahwa Desa Uma Palak merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB). Saat ini, terdapat 172 DEB di seluruh Indonesia, dengan 31 DEB fokus pada ketahanan pangan, termasuk Uma Palak.
“Pemanfaatan energi terbarukan di DEB Uma Palak berhasil mengurangi emisi karbon 27,3 ton CO2 ekuivalen per tahun,” tegas Fadjar.
Baca Juga: Pemerintah Bentuk Satgas Khusus untuk Berantas Preman Pengganggu Investasi
Sebanyak 408 petani, termasuk 24 petani perempuan, merasakan langsung manfaat program ini. Mereka tidak hanya mendapat akses energi bersih, tetapi juga pelatihan pertanian organik dan peningkatan ekonomi melalui agrowisata.
Lonjakan Produksi & Ekonomi Hijau
I Gede Sudi Arcana, Lurah Peguyangan, mengungkapkan, inovasi ini berhasil menekan biaya operasional hingga Rp 700 ribu per bulan. Produktivitas padi organik pun melonjak 2,3 kali lipat, dari 5,1 ton/ha menjadi 7,5 ton/ha.
Lima hektare sawah organik kini dikelola secara berkelanjutan, menghasilkan omzet Rp 476 juta per tahun. Petani juga beralih menggunakan traktor elektrik, menghemat biaya pengolahan lahan dari Rp 25 ribu per are menjadi Rp 15 ribu per are.
Dari Desa Pertanian ke Destinasi Ekowisata
DEB Uma Palak tidak hanya mengubah pertanian, tetapi juga berkembang menjadi kawasan ekowisata edukatif. Dengan fasilitas seperti ruang terbuka hijau, jalur joging, kafe, dan camping ground, desa ini menarik 72.000 wisatawan per tahun
Program DEB menjadi bukti nyata komitmen Pertamina dalam mendukung transisi energi dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya:
- TPB 2 (Tanpa Kelaparan)
- TPB 7 (Energi Bersih & Terjangkau)
- TPB 13 (Penanganan Perubahan Iklim)
Sebagai pionir transisi energi, Pertamina terus mendorong Net Zero Emission 2060 melalui inisiatif berbasis komunitas dan penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) di seluruh lini operasinya.
