JAKARTA, Desapenari.id – Polisi Bina Remaja Tawuran lewat Sanlat: Dari Baris-berbaris Hingga Dongkrak Mental. Kepolisian Sektor (Polsek) Tambora, Jakarta Barat, tak main hukuman keras untuk 10 remaja yang terlibat tawuran. Alih-alih dijebloskan ke sel, mereka justru diajak mengikuti pesantren kilat (sanlat) yang dimulai Senin (26/5/2025). Program ini menjadi bukti nyata upaya polisi memberikan kesempatan bagi para remaja untuk berubah dalam sepekan.
Kapolsek Tambora, Kompol Muhammad Kukuh Islami, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari pendekatan preventif dan edukatif dalam menangani kenakalan remaja. “Kami akan membentuk karakter para remaja ini melalui pendekatan agama, latihan kedisiplinan, dan penguatan mental,” tegas Kapolsek Kukuh kepada desapenari.id, Senin (26/5/2025).
Latihan Disiplin hingga Membersihkan Tempat Ibadah
Selama pembinaan, para remaja menjalani serangkaian kegiatan menarik. Mereka tak hanya diajari baris-berbaris dan olahraga, tetapi juga turun tangan membersihkan tempat ibadah. “Ini melatih tanggung jawab dan kebersamaan,” tambah Kukuh.
Tak hanya itu, Dai Kamtibmas Polsek Tambora, Ustadz Gito Ibnu Aliyudin, bersama Bhabinkamtibmas Pekojan, Aiptu Dede Sugiono, langsung memberikan bimbingan rohani. Mereka menyampaikan materi keagamaan dengan gaya santai namun mendalam, sehingga para remaja pun semakin terbuka.
Efek Jera & Kesadaran Sosial Jadi Target Utama
Kukuh berharap program ini tak sekadar memberi efek jera, tapi juga menumbuhkan kesadaran sosial. “Kami ingin mereka kembali ke jalan benar dengan pendekatan hati, bukan ancaman,” ujarnya.
Polsek Tambora juga mengajak masyarakat dan orang tua untuk lebih aktif memantau pergaulan remaja. “Lingkungan dan keluarga punya peran besar. Ayo dukung kegiatan positif agar mereka tak lagi terjerumus,” seru Kukuh.
Baca Juga: Tawuran Antarwarga Pecah Kembali di Kawasan Manggarai
Warga sekitar pun menyambut baik inisiatif ini. “Kami lebih setuju mereka dibina daripada dihukum. Anak-anak muda ini masih bisa kita arahkan ke jalan yang benar,” tegas Rudi, tokoh masyarakat setempat.
Dengan pendekatan humanis ini, Polsek Tambora membuktikan bahwa penanganan kenakalan remaja tak melulu soal hukum, tapi juga pembinaan karakter. “Kami yakin, perubahan kecil hari ini bisa jadi awal yang besar untuk masa depan mereka,” tutup Kukuh penuh harap.
Nah, bagaimana tanggapanmu soal program ini? Apakah pendekatan seperti ini lebih efektif daripada hukuman fisik? 😊
One thought on “Polisi Bina Remaja Tawuran lewat Sanlat: Dari Baris-berbaris Hingga Dongkrak Mental”