JAKARTA, Desapenari.id – Pelaku Pengeroyok Sopir Taksi di Blok M. Polres Metro Jakarta Selatan berhasil menggeledah rumah tiga juru parkir (jukir) liar di Blok M, Jakarta Selatan, yang terlibat pengeroyokan terhadap sopir taksi berinisial WS. Setelah menangkap ketiganya, polisi menemukan sejumlah atribut organisasi masyarakat (ormas) di tempat tinggal para pelaku.

“Kami menemukan pakaian dan atribut salah satu ormas di rumah ketiga tersangka,” jelas AKP Bima Sakti, Kanit Resmob Polres Jakarta Selatan, saat berbicara dengan media pada Jumat (16/5/2025). Atribut tersebut langsung disita polisi sebagai barang bukti.

Tak hanya itu, polisi juga menyita dua buah senter yang digunakan pelaku untuk menganiaya korban. “Senter ini biasanya dipakai untuk mengatur lalu lintas, tapi ternyata dipakai juga untuk memukul korban,” tambah Bima.

Ketiga pelaku—AK, TH, dan PR—terlibat dalam aksi pengeroyokan setelah AK awalnya cekcok dengan WS. Saat AK kewalahan, dua rekannya langsung ikut memukuli korban. “Mereka memukul dan menendang korban hingga babak belur,” ungkap Bima.

Sebelumnya, polisi telah menangkap ketiganya pada Selasa (13/5/2025), dua hari setelah kejadian di Blok M pada Minggu (11/5/2025). “Kami mengamankan pelaku di kontrakannya di Blok M, lalu mengembangkan penangkapan ke pelaku lainnya,” jelas Bima pada Rabu (14/5/2025).

Insiden ini berawal ketika WS, sopir taksi konvensional, berhenti di pinggir jalan sekitar Blok M. Melihat hal itu, AK yang berprofesi sebagai jukir liar langsung menegur WS. Namun, teguran itu dibalas dengan kata-kata kasar, memicu emosi AK.

“Pelaku meminta korban turun dari mobil, lalu terjadilah cekcok,” papar Bima. Ketika AK terjatuh, dua rekannya, TH dan PR, langsung datang membantu. “Awalnya satu lawan satu, tapi akhirnya korban dikeroyok tiga orang sekaligus,” lanjutnya.

Akibat pengeroyokan itu, WS mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh. Saat ini, korban telah menjalani perawatan medis dan visum untuk keperluan penyelidikan. “Kami masih menunggu hasil visum dari rumah sakit,” kata Bima.

Baca Juga: Anggota Ormas Ancam Tukang Parkir

Selain atribut ormas dan senter, polisi juga mengumpulkan keterangan saksi-saksi untuk memperkuat kasus ini. “Kami terus mendalami motif dan latar belakang pelaku,” tegas Bima.

Dugaan sementara, ketiga pelaku merupakan jukir liar yang sering beroperasi di kawasan Blok M. “Mereka kerap memarkirkan mobil secara paksa dan meminta uang dari pengendara,” ujar seorang saksi.

Polda Metro Jaya pun menyatakan akan menindak tegas aksi premanisme seperti ini. “Kami tidak toleransi terhadap kekerasan di jalanan,” tegas Kapolda dalam keterangan terpisah.

Sementara itu, kondisi WS dilaporkan sudah membaik. Keluarganya mendesak polisi untuk menindak tegas pelaku. “Kami minta keadilan, supaya kejadian seperti ini tidak terulang,” kata salah satu kerabat WS.

Polisi menjamin proses hukum akan berjalan transparan. “Kami telah menyelesaikan penyidikan kasus ini dan akan memastikan pelaku mendapat hukuman setimpal sesuai undang-undang,” tegas Bima.

Dengan penemuan atribut ormas, publik pun mempertanyakan keterkaitan pelaku dengan kelompok tertentu. “Kami masih selidiki apakah ada unsur organisasi di balik aksi ini,” tandas Bima.

Polisi mengimbau warga untuk melaporkan jika melihat aksi serupa. “Jangan ragu laporkan premanisme atau pungli di jalanan,” pesan Bima.

Kasus ini menjadi sorotan karena maraknya aksi kekerasan oleh oknum parkir liar. “Kami akan rutin patroli untuk mencegah hal seperti ini,” janji pihak kepolisian.

Sementara itu, pengemudi taksi lainnya berharap keamanan di Blok M segera membaik. “Semoga polisi bisa membersihkan kawasan ini dari jukir liar,” harap seorang sopir taksi.

Dengan menangani kasus ini secara cepat, polisi bertekad meminimalisir aksi premanisme serupa.”Kami akan terus awasi lokasi rawan,” tutup Bima.

#BlokM #JakartaSelatan #Pengeroyokan #Polisi #Taksi #Ormas