Polisi Sempat Tangkap 12 Remaja
desapenari.id, Jogja – Polisi Sempat Tangkap 12 Remaja. Sebanyak 12 remaja sempat ditangkap polisi karena berkeliaran di sekitar SMP Negeri 10 Yogyakarta, yang berlokasi di Jalan Tritunggal No. 2, Kelurahan Sorosutan, Kapanewon Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Polisi menduga aktivitas mereka berkaitan dengan kasus kebocoran soal Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah (ASPD).
Kasi Humas Polresta Yogyakarta, AKP Sujarwo, menjelaskan bahwa awalnya polisi menangkap sekelompok remaja yang berkerumun di sekitar sekolah pada Selasa (6/5/2025) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Menurutnya, mereka bersikap provokatif dan diduga terlibat dalam penyebaran informasi kebocoran soal ASPD.
“Aksi mereka memicu reaksi dari pelajar dan masyarakat,” tegas Sujarwo dalam keterangan resminya pada Rabu (7/5/2025) sore.
Baca Juga: Pengusaha Tewas di Depan Klub Malam
Awal Mula Kebocoran Soal
Polisi menerima laporan bahwa salah satu siswa SMP Negeri 10 Yogyakarta memfoto soal latihan ASPD mata pelajaran matematika. Ketika ujian ASPD matematika berlangsung pada hari kedua, beberapa siswa mencocokkan soal ujian dengan foto tersebut dan menemukan kemiripan.
Selanjutnya, isu kebocoran soal ASPD semakin meluas setelah muncul unggahan di akun X (Twitter) @ayamkalasanenk dengan caption, *“Info kasus kecurangan ASPD MTK SMP/MTS Jogja 2025 bosss.”* Unggahan itu kemudian viral dan menyebar ke platform lain seperti Instagram dan WhatsApp.
Akibat isu tersebut, sejumlah remaja berencana melakukan aksi demonstrasi di SMP Negeri 10 Yogyakarta. Polsek Umbulharjo kemudian menangkap dua remaja tambahan di lokasi.
“Setelah membuat surat pernyataan, para remaja tersebut kami kembalikan kepada orang tuanya,” jelas Sujarwo.
Baca Juga: Polri Siap Tindak Tegas WorldApp
Polisi menekankan bahwa penangkapan ini bertujuan untuk mencegah keributan lebih lanjut sekaligus memberikan pembinaan. Meski demikian, investigasi terkait kebocoran soal ASPD masih terus berlanjut untuk memastikan akar permasalahannya.
Kejadian ini menimbulkan kegaduhan di kalangan pelajar dan warga sekitar. Pihak sekolah sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan kebocoran soal tersebut. Namun, insiden ini menjadi sorotan publik karena menyangkut integritas ujian pendidikan.
Penyebaran informasi melalui media sosial dinilai memperburuk situasi. Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya.
Kasus ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwajib dan dinas pendidikan setempat. Harapannya, kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang demi menjaga kredibilitas sistem evaluasi pendidikan.