Mengenal Biksu Thudong yang Melakukan Perjalanan Ribuan Kilometer
Desapenari.id – Mengenal Biksu Thudong yang Melakukan Perjalanan Ribuan Kilometer. Pernahkah Anda mendengar istilah biksu thudong? Perlu diketahui, biksu thudong bukanlah nama seseorang, melainkan sebutan bagi biksu yang sedang menjalani ritual thudong. Thudong sendiri merupakan tradisi spiritual dalam ajaran Buddha yang melibatkan perjalanan panjang dengan berjalan kaki ribuan kilometer.
Ritual ini bertujuan sebagai latihan keras (dari bahasa Pali “dhutanga”) untuk mengasah kesabaran, kesederhanaan, dan meditasi sambil mendekatkan diri pada alam. Dengan demikian, biksu thudong merujuk pada biksu yang sedang melakukan perjalanan spiritual ini, bukan sebagai nama individu atau gelar khusus.
Baca Juga: Pernyataan Jokowi “Ini Sebetulnya Masalah Ringan”
Menurut laporan National Geographic, pertama-tama, thudong melibatkan 13 praktik pertapaan yang diajarkan Sang Buddha. Sebagai contoh, para biksu menjalani hidup sederhana, berpuasa secara teratur, serta melakukan meditasi intensif selama perjalanan.
Tak hanya itu, ritual ini juga menekankan pentingnya meditasi sambil berjalan sebagai bagian dari latihan spiritual.
Di samping itu, para biksu secara konsisten menjaga keheningan dan mengendalikan diri selama perjalanan. Lebih jauh lagi, mereka berusaha menghindari tiga racun utama dalam Buddhisme, yakni nafsu, amarah, dan kebodohan, sebagai bentuk pemurnian batin.
Baca Juga: Garuda (GIAA) Tampung Boeing ‘Buangan’ China?
Dengan demikian, seluruh rangkaian praktik ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman spiritual sekaligus menguji ketahanan mental para biksu dalam menghadapi berbagai tantangan selama perjalanan thudong.
Tujuan utama thudong adalah melatih kedisiplinan, memperdalam praktik spiritual, dan mencapai tingkat meditasi yang lebih tinggi.
Sebagai tradisi kuno, thudong telah ada sejak masa Sang Buddha, ketika para bhikkhu belum memiliki vihara dan harus berpindah-pindah untuk menyebarkan ajaran.
Singkatnya, thudong merupakan ritual perjalanan spiritual dengan berjalan kaki yang menggabungkan laku tapa, meditasi, dan hidup sederhana untuk mendekatkan diri pada ajaran Buddha serta mencapai pencerahan.