JAKARTA, desapenari.id – Gubernur Jakarta, Pramono Anung, kembali menegaskan komitmennya untuk menjadi pemimpin yang inklusif. Saat menghadiri perayaan ulang tahun ke-75 Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) di GKI Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (31/5/2025), ia menyatakan dengan tegas bahwa dirinya akan memimpin semua golongan tanpa diskriminasi.
“Berulang kali saya tekankan, jika saya memimpin Jakarta, saya akan menjadi pemimpin bagi semua agama, kelompok, dan etnis. Semua akan saya perlakukan dengan adil dan penuh hormat,” ujar Pramono dengan penuh semangat.
Tak hanya berhenti di ucapan, Pramono langsung mengambil langkah nyata dengan membentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jakarta. Ia bahkan meminta Ketua Umum PGI segera mengajukan nama-nama perwakilan gereja untuk duduk di forum tersebut.
“FKUB akan segera dibentuk. Saya minta PGI segera usulkan nama-nama yang kompeten. Forum ini sangat penting untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan kedamaian di Jakarta,” tegasnya.
“Kami sudah tuntaskan sejumlah persoalan keagamaan yang sebelumnya sempat menghambat di Jakarta,” ungkap Pramono dengan nada optimis. Namun, ia memilih untuk tidak membahasnya secara detail ke publik.
“Saya sudah tandatangani pergubnya sebagai bentuk penyelesaian. Tapi, saya tidak mau ini jadi bahan ekspos berlebihan. “Ini kewajiban saya memimpin Jakarta, bukan bahan pencitraan,” ungkapnya sambil menegaskan bahwa penyelesaian masalah adalah tanggung jawab dasar pemimpin.
Komitmen Nyata Pramono untuk Jakarta yang Harmonis
Pramono tidak hanya bicara, tapi juga bertindak. Pramono menegaskan, “FKUB tidak boleh hanya jadi formalitas. Forum ini harus benar-benar bekerja, melindungi semua umat beragama, dan menjadi tempat mencari solusi bersama.” “FKUB harus aktif, bukan hanya di atas kertas. Saya ingin semua pemuka agama bisa duduk bersama, berdiskusi, dan mencari solusi jika ada masalah,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, ia juga menyentil pentingnya kolaborasi antarumat beragama. “Jakarta ini milik bersama. Tidak boleh ada kelompok yang merasa terpinggirkan. Karena itu, saya akan pastikan kebijakan saya selalu berpihak pada keadilan untuk semua,” tambahnya.
Penyelesaian Masalah Tanpa Sensasi
“Walaupun berhasil menyelesaikan puluhan masalah keagamaan, saya menolak menggunakannya untuk pencitraan politik,” tegas Gubernur Jakarta itu. “Bagi saya, menyelesaikan masalah itu kewajiban. Tidak perlu diumbar ke mana-mana. Yang penting, masyarakat merasakan hasilnya,” katanya.
Pendekatannya yang tidak mencari pujian ini justru mendapat apresiasi dari banyak pihak. “Dia bekerja tanpa banyak bicara. Tapi hasilnya nyata,” komentar salah satu tokoh agama yang hadir dalam acara tersebut.
Baca Juga: Plengkung Gading Jogja Resmi Ditutup, Ini Alasannya
Di akhir sambutannya, Pramono berpesan agar semua pihak bekerja sama menciptakan kerukunan. “Jakarta akan maju jika kita bersatu. Saya tidak bisa melakukan ini sendirian. Butuh dukungan dari semua elemen masyarakat,” tutupnya.
Dengan komitmen kuat dan langkah nyata, Pramono membuktikan bahwa kepemimpinannya tidak hanya sekadar wacana. Jakarta menanti aksi-aksi berikutnya yang membawa dampak positif bagi semua kalangan.