Jakarta, Desapenari.id – Kopasgat TNI AU baru saja mencatatkan sejarah gemilang! Untuk pertama kalinya, Indonesia memiliki regu penerjun khusus yang menggunakan wingsuit, sebuah prestasi yang langsung diakui oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Satuan elite TNI AU ini membuktikan kemampuan mereka dalam operasi udara dengan kecepatan, kesenyapan, dan presisi tinggi.
Kopasgat Bangga Raih Penghargaan MURI
Marsekal Muda TNI Deny Muis, Komandan Kopasgat, tak menyembunyikan kebanggaannya. “Kami sangat bangga menerima penghargaan ini. Dengan penuh semangat, Marsekal Muda TNI Deny Muis menegaskan, “Proses latihan panjang yang kami jalani kini akhirnya membuahkan hasil konkret!” Pernyataan tegas ini ia sampaikan langsung saat jumpa pers di Lapangan Tembak Djamsuri AU, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Jumat (11/7/2025).
Tak berhenti di situ, ia melanjutkan dengan bangga, “Setiap tetes keringat dan dedikasi prajurit Kopasgat terbayar lunas melalui pencapaian bersejarah ini.”
Sementara itu, di tempat yang sama, para awak media tampak antusias mendengarkan penjelasan lengkap tentang prestasi gemilang satuan elite TNI AU tersebut.
Wingsuit: Bukan Jatuh Bebas, Tapi Terbang Horizontal
Berbeda dengan penerjunan biasa yang mengandalkan gerakan vertikal, wingsuit memungkinkan penerjun melayang secara horizontal. Dengan kecepatan 120-165 km/jam, mereka bisa mengarahkan penerjunan menggunakan GPS dan teknik aerodinamis.
“Kalau freefall biasa, kita lebih banyak jatuh ke bawah. Tapi dengan wingsuit, gerakan maju ke depan lebih dominan,” jelas Lettu (Pas) Yudi Agung Prasetyo, Komandan Tim Wingsuit Kopasgat. “Perbandingannya, seribu meter melayang, tiga ribu meter maju ke depan!”
baca juga: Kue Ulang Tahun Warnai Momen Pembelaan Hasto!
Dari Latihan 2018 Hingga Resmi Terbentuk Tahun 2024
Regu Wingsuit Kopasgat resmi berdiri tahun 2024, tapi proses pelatihannya sudah dimulai sejak 2018. Saat ini, ada 10 personel terpilih dari berbagai satuan seperti Mako Kopasgat, Wingdik 800, Satbravo, dan Matra 1.
Syarat masuk tim ini sangat ketat. “Minimal harus instruktur freefall dengan jam terbang di atas 1.500 jam,” tegas Yudi.
Lebih Cepat, Lebih Senyap, Sulit Terdeteksi
Menurut Dankopasgat, penerjunan wingsuit sangat ideal untuk operasi khusus.
Latihan Intensif & Dukungan Penuh TNI AU
Tim ini berlatih tiga kali sehari dari ketinggian 10.000 kaki (3 km). Dalam seminggu, mereka bisa melakukan hingga 15 kali terjun!
*”Kami menggunakan formasi 4-3-3: 4 navigator, 3 eksekutor, dan 3 pengaman,”* jelas Yudi.
Dukungan dari KS AU Marsekal TNI M. Tonny Harjono sangat besar. Bahkan, Kopasgat berencana menggandakan personel tahun ini.
Perlengkapan Canggih Buatan Bulgaria
Wingsuit yang digunakan adalah model Intermediate Barracuda 4 buatan Intrudair (Bulgaria). Desain aerodinamisnya mirip sayap pesawat, meningkatkan kecepatan dan kelincahan.
“Setiap personel punya wingsuit khusus sesuai ukuran tubuh,” kata Yudi.
Meski belum terjun dalam misi operasional sungguhan, tim Wingsuit Kopasgat sudah membuktikan kemampuannya secara gemilang. Sebagai buktinya, dalam ajang Firepower Demo di Lumajang, mereka sukses menempuh jarak terbang sejauh 5 kilometer sebelum mendarat dengan presisi memukau.
Tak berhenti sampai di situ, Kopasgat sudah menyiapkan langkah besar berikutnya. Dalam waktu dekat, regu elite ini akan unjuk kebolehan dalam latihan tempur berskala besar seperti Angkasa Yudha. Bersiaplah menyaksikan aksi-aksi spektakuler yang bakal memukau!
Sementara itu, para pengamat militer pun mulai menyoroti perkembangan terbaru satuan khusus ini, menanti kontribusi nyatanya dalam operasi-operasi penting TNI AU ke depan.