Berita

Tiga Puluh Warga Cianjur Dilaporkan Terkena Chikungunya

Posted on 22 September 202522 September 2025

by eko satrio

CIANJUR, Desapenari.id – Sebuah kejadian luar biasa sedang melanda sebuah kampung di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Bukannya suasana tenang, puluhan warga justru harus berjuang melawan serangan virus chikungunya yang gejalanya sangat menyiksa. Mereka pun mengalami derita yang sama: demam tinggi disertai nyeri dan linu persendian hebat yang bahkan membuat banyak dari mereka kesulitan untuk sekadar berdiri atau berjalan.

Menurut laporan yang berhasil dikumpulkan, peristiwa memilukan ini menimpa setidaknya 30 warga Kampung Bantar Gebang, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Cianjur. Serangan wabah ini mulai terjadi sejak hari Sabtu dan terus berlanjut hingga Minggu (21/9/2025), dengan jumlah korban yang terus bertambah dari jam ke jam.

Melalui keterangan yang disampaikan, Ketua RT 002 kampung setempat, Sinta Sulistia, membenarkan bahwa puluhan warganya tiba-tiba menunjukkan gejala yang serupa sejak sehari sebelumnya. “Awalnya ada 27 orang yang merasakan nyeri ngilu hingga susah bangun,” ujar Sinta saat ditemui di kediamannya, “namun kemudian jumlahnya terus bertambah, dan tadi ada tiga warga yang kembali terjangkit.” Hal ini jelas menunjukkan bahwa penyebaran virus tersebut masih sangat aktif dan mengkhawatirkan.

Meskipun situasinya terlihat mencemaskan, kabar baik akhirnya datang dari pihak puskesmas. Para korban sebelumnya telah menjalani pemeriksaan medis intensif di puskesmas setempat. “Sebagian besar kondisi mereka sudah membaik dan akhirnya diperbolehkan pulang untuk beristirahat,” kata Sinta memberikan sedikit pencerahan. “Saat ini tinggal sepuluh orang lagi yang masih harus menjalani pengobatan dan proses pemulihan yang lebih intensif,” tambahnya, menggambarkan bahwa perjuangan melawan wabah ini belum sepenuhnya usai.

Salah satu bukti nyata penderitaan warga terlihat dari kisah pilu Suhendi (42). Warga yang satu ini menuturkan pengalaman mengerikannya saat virus chikungunya menghampiri keluarganya. “Saya semat tidak bisa berdiri sama sekali karena persendian terasa nyeri dan bengkak, ditambah demam tinggi yang tidak kunjung reda,” ceritanya dengan wajah lelah. “Selama tiga hari berturut-turut badan saya panas dan semua sendi terasa ngilu. Yang membuat saya semakin sedih, istri dan cucu saya ternyata juga ikut terkena. Tapi, alhamdulillah, sekarang kondisi kami semua sudah berangsur membaik,” ucap Suhendi dengan nada lega.

Sementara itu, korban lainnya, Yani (33), juga merasakan hal yang hampir serupa. Ia menuturkan bahwa gejala penyakitnya sudah mulai dirasakan sejak empat hari lalu. “Gejala yang saya alami hampir sama dengan yang lain, yaitu demam dan nyeri sendi,” jelas Yani. “Akan tetapi, yang membedakan, saya juga sempat mengalami bintik-bintik merah yang muncul di permukaan kulit,” tambahnya, memberikan gambaran bahwa virus ini bisa menunjukkan manifestasi yang sedikit berbeda pada setiap orang.

Menanggapi merebaknya wabah ini, Plt Kepala Rawat Inap Puskesmas Ciranjang, Setya Rafia, segera mengambil tindakan cepat dan tepat. Tim medisnya langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penanganan darurat, yang meliputi pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan pemberian obat-obatan kepada warga yang terjangkit. “Untuk menentukan penyebab pastinya, kita masih harus menunggu hasil uji lab terlebih dahulu,” jelas Setya dengan sikap profesional. “Sambil menunggu hasilnya, kita akan melakukan evaluasi secara menyeluruh untuk memastikan penanganannya tepat sasaran,” tegasnya, menunjukkan komitmen tinggi untuk menyelesaikan masalah ini.

Tidak hanya melakukan pemeriksaan, tim medis juga telah melaksanakan langkah pencegahan yang sangat krusial untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Mereka secara proaktif melakukan fogging atau pengasapan di seluruh lingkungan yang terdampak wabah chikungunya tersebut. Langkah ini diharapkan dapat membasmi nyamuk pembawa virus dan mencegah munculnya korban-korban baru di kemudian hari.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com