Desapenari.id – Mantan atlet wushu Indonesia, Lindswell Kwok, baru saja menyentak publik dengan kritik pedasnya terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai timpang dalam memperlakukan atlet.
Deretan Medali yang Bicara
Lindswell bukan cuma atlet biasa. Ia berhasil menyabet medali emas di Asian Games 2018 dan merajai SEA Games tiga kali berturut-turut (2011, 2013, 2015). Tak berhenti di situ, ia juga menaklukkan kejuaraan dunia wushu di Kuala Lumpur (2013), Jakarta (2015), dan Kazan (2017). Semua torehan ini membuktikan betapa gigihnya perjuangannya untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Kebijakan Kemenpora yang Mengecewakan
Tapi baru-baru ini, Lindswell meluapkan kekecewaannya lewat unggahan Instagram. Ia menyayangkan keputusan Kemenpora yang tiba-tiba memulangkan atlet muda persiapan Youth Olympic Games (YOG) 2026. Padahal, para atlet ini sudah meninggalkan keluarga dan sekolah selama delapan bulan demi fokus berlatih di pelatnas. Sungguh ironis, program yang sudah berjalan justru dihentikan secara mendadak via Zoom pada akhir Maret, dengan alasan efisiensi anggaran.
“Kemenpora sendiri yang memanggil mereka, menyuruh mereka fokus di pelatnas, lalu tiba-tiba dipulangkan? Ini jelas tidak adil,” tulis Lindswell dengan nada kesal. Ia menegaskan, pemerintah seharusnya tidak hanya terpaku pada cabang olahraga populer seperti sepak bola, tetapi juga memberikan perhatian serius pada cabor lain yang justru kerap mengharumkan nama Indonesia.
Anggaran yang Tidak Seimbang
Lindswell pun membeberkan fakta mengejutkan tentang alokasi dana olahraga. Menurutnya, PSSI mendapat anggaran fantastis hingga Rp 200 miliar, sementara cabor lain hanya kebagian Rp 10-30 miliar. Data ini semakin mempertegas ketimpangan yang selama ini terjadi.
Erick Thohir, dalam Kongres Biasa PSSI 2025, memang mengakui besaran anggaran tersebut. Ia menjelaskan, dana Rp 200 miliar dari pemerintah digunakan untuk mendukung tim nasional dan kompetisi. Namun, Lindswell tetap bersikukuh bahwa pembagian dana harus lebih merata agar semua atlet Indonesia bisa berkembang secara optimal.
Respons Terkait Hadiah Rolex untuk Timnas
Isu ini semakin panas ketika personel Timnas Indonesia mendapat hadiah jam Rolex dari Presiden Prabowo Subianto. Beberapa netizen langsung menyoroti kritik Lindswell dengan menyebut-nyebut pemberian hadiah tersebut.
“Tentu saja aku bangga dengan prestasi teman-teman atlet. Tapi yang aku perjuangkan di sini adalah kebijakan, bukan persaingan antar-atlet,” tegas Lindswell.
baca juga: Cerita Di Balik Nomor Punggung 6 Beckham Timnas Indonesia!
Suara Kuat untuk Keadilan
Lindswell menekankan, sebagai bagian dari dunia olahraga, ia merasa bertanggung jawab untuk menyuarakan ketidakadilan ini. “Kita butuh dukungan nyata, bukan hanya untuk sepak bola, tapi juga untuk atlet-atlet yang selama ini berjuang dalam diam,” ujarnya dengan penuh semangat.
Dengan pengalamannya sebagai atlet berprestasi, Lindswell berharap kritiknya bisa menggugah hati para pemangku kebijakan. Ia ingin melihat perubahan nyata, di mana setiap atlet—tanpa memandang popularitas cabangnya—mendapat kesempatan yang sama untuk bersinar.
Lindswell Kwok sudah membuktikan dedikasinya lewat sederet prestasi gemilang. Kini, ia menggunakan pengaruhnya untuk memperjuangkan keadilan bagi seluruh atlet Indonesia. Kritiknya bukan lahir dari rasa iri atau persaingan, melainkan dari harapan besar agar olahraga Indonesia bisa maju secara merata dan berkelanjutan.
“Ini bukan perdebatan antar-atlet, tapi seruan untuk pemerintah: dukung semua atlet, karena mereka semua adalah pahlawan yang membawa nama Indonesia di kancah dunia.” – Lindswell Kwok