desapenari.id – Kita semua tahu, listrik adalah nyawa kehidupan modern. Tanpanya, aktivitas sehari-hari pasti lumpuh. Namun, di balik kemudahannya, listrik menyimpan bahaya mematikan yang sering kita remehkan: kebakaran dan kesetrum.

Fakta Mencengangkan: 70% Kebakaran di Jakarta Akibat Korsleting!
BPBD DKI Jakarta mengungkap data mengejutkan: korsleting listrik memicu hampir 70% kasus kebakaran di Jakarta sepanjang 2023-2024!. Ini bukan sekadar statistik, melainkan alarm darurat yang harus kita waspadai.

Baru-baru ini, sekitar 450 rumah di Kampung Sawah, RT 17, RW 04, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, hangus dilalap si jago merah pada Jumat (6/6/2025). Tragedi ini seharusnya jadi pengingat keras bagi kita semua.

Baca juga Bukti XPeng Serius Masuk Pasar Mobil Listrik Premium Indonesia!

Standar Sudah Ada, Tapi Masih Diabaikan
Helvin Herman Tirtadjaya, Ketua Umum Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI), menekankan bahwa masyarakat sebenarnya bisa mencegah kebakaran akibat listrik. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) Kementerian ESDM telah memberlakukan aturan ketat, yakni PUIL 2020 dan Permen ESDM No. 7 Tahun 2021, untuk mengatasi masalah ini.

Aturan ini mewajibkan pemasangan alat proteksi seperti GPAS/RCCB/ELCB 30mA di setiap stop kontak, sirkuit penerangan, dan area berisiko tinggi. Tapi, mengapa kebakaran masih terus terjadi?

Helvin menduga, penyebab utamanya adalah kelalaian manusia dan ketidakpatuhan terhadap standar keamanan. “Banyak instalasi listrik asal-asalan, kabel sudah usang, atau perangkat listrik abal-abal masih dipakai,” ujarnya.

Menurut Helvin, keselamatan harus jadi prioritas. Berikut langkah-langkah cerdas untuk mencegah kebakaran dan kesetrum:

1. Rutin Cek Instalasi Listrik
   Pastikan tidak ada kabel terkelupas, soket longgar, atau peralatan rusak. Gunakan jasa teknisi bersertifikat untuk memeriksanya.
2. Pasang Proteksi Ekstra
   GPAS/RCCB/ELCB 30mA wajib dipasang di rumah. Alat ini bisa mendeteksi kebocoran arus dan langsung memutus listrik sebelum terjadi kebakaran atau kesetrum.
3. Hanya Pakai Produk Berstandar SNI
   Hindari beli produk murah tapi tidak jelas kualitasnya. Peralatan listrik palsu rawan overheating dan korsleting.
4. Edukasi Keluarga & Lingkungan
   Ajari anggota keluarga cara aman menggunakan listrik. Jika melihat instalasi berbahaya di sekitar, laporkan ke PLN atau pihak berwenang.

Helvin menegaskan, “Jangan sampai kita baru sadar setelah kebakaran terjadi. Listrik bisa jadi sahabat atau musuh, tergantung cara kita mengelolanya.”

Dengan disiplin menerapkan langkah-langkah di atas, kita bisa menekan risiko kebakaran dan menciptakan lingkungan yang lebih aman. Yuk, mulai dari sekarang sebelum terlambat!