desapenari.id – Arab Saudi baru-baru ini mengumumkan pembaruan kebijakan visa transit elektronik (e-stopover) yang memperketat syarat bagi wisatawan dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Kebijakan baru ini menyasar 18 negara yang masuk dalam kategori ‘Grup A’, dan tidak berlaku bagi negara lainnya, termasuk Indonesia.

“BACA JUGA : Dokter Residen RSHS Diduga Mengidap Fetish, Kelainan Seksual”

Visa E-Stopover Berlaku Untuk Pelancong

Visa e-stopover hanya berlaku untuk pelancong yang terbang dari atau menuju salah satu negara dalam Grup A, yang meliputi Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, dan lainnya. Artinya, jika seorang traveler terbang dari Indonesia dengan tujuan akhir ke negara Eropa, mereka tidak dapat mengajukan visa transit untuk singgah di Arab Saudi. Hanya pelancong yang memulai atau mengakhiri perjalanan dari negara-negara dalam Grup A yang bisa mengajukan visa ini.

Saudi Arabian Airlines menekankan pelancong e-stopover harus memiliki visa sah Grup A dan sudah menggunakannya untuk masuk. Langkah ini bertujuan untuk menyaring pelancong yang memiliki rencana perjalanan jelas dan lebih terarah.

Selain e-stopover, Arab Saudi juga menghentikan sementara pemberian visa jangka pendek untuk negara-negara tertentu, termasuk Indonesia. Penangguhan ini berlaku untuk visa kunjungan bisnis, visa e-turis, dan visa kunjungan keluarga. Pemegang visa sementara harus mengajukan visa hingga 13 April 2025 dan meninggalkan Arab Saudi paling lambat 29 April.

“BACA JUGA : Lonjakan Wisatawan di Pulau Jeju Tingkatkan Kasus Kriminalitas”

Pemerintah Arab Saudi mengambil kebijakan ini menjelang musim haji 2025 untuk mengelola arus pelancong yang lebih teratur. Arab Saudi mengutamakan pelancong yang mematuhi regulasi dan memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk mengefektifkan pengelolaan visa.