desapenari.id – Praktik prostitusi di Jepang semakin marak setelah banyak konten viral di media sosial. Fenomena ini terjadi di tengah melemahnya nilai tukar yen dan tekanan ekonomi usai pandemi. Banyak perempuan Jepang kini menawarkan layanan seksual secara terbuka di kawasan wisata, seperti Taman Okubo, Shinjuku, Tokyo.
“BACA JUGA : Berapa Kali Harus Ganti Pembalut Saat Haid, Ini Kata Dokter”
PSK Pilih Layani Turis Asing
Seorang pekerja seks bernama Ria mengaku lebih memilih melayani turis asing. Menurutnya, wisatawan tidak suka menawar dan lebih aman dari risiko polisi yang menyamar. Ria memasang tarif antara 15.000 hingga 30.000 yen, tergantung situasi. Ia juga menggunakan aplikasi penerjemah untuk berkomunikasi dengan turis dari berbagai negara.
Azu, PSK berusia 19 tahun, menyebut bisa mendapatkan 20.000 yen per jam. Ia mengungkapkan bahwa klien lokal cenderung menawar karena daya beli mereka menurun.
Investigasi Japan Today menemukan peran calo dan germo dalam menawarkan jasa seksual kepada turis asing di Kabukicho, Shinjuku. Polisi Tokyo baru-baru ini menangkap Kazuki Sudo, pemilik toko seks Sparaku, yang meraup omzet miliaran yen dari wisatawan. Dalam penggerebekan, polisi menyita uang dari 16 negara.
Karena patroli polisi meningkat sejak Oktober, banyak PSK pindah ke lokasi tersembunyi. Melemahnya yen membuat tarif layanan seksual menjadi murah bagi turis asing, namun harga dinaikkan khusus untuk mereka.
Seorang karyawan toko seks menyebut turis bisa dikenakan biaya hingga 100.000 yen per jam. Arata Sakamoto dari Rescue Hub mengatakan banyak perempuan muda terpaksa masuk industri ini akibat tekanan ekonomi. Mereka sering menjadi korban kekerasan, pelecehan digital, hingga eksploitasi tanpa bayaran.
“BACA JUGA : Pantai Watukarung, Surga Selancar Tersembunyi di Pacitan”
Lonjakan wisata seks juga dipicu oleh konten viral di TikTok dan Bilibili. Banyak turis datang dengan pengetahuan tentang layanan dewasa Jepang dan siap membayar mahal. Banyak layanan terselubung di Jepang memanfaatkan celah hukum untuk tetap beroperasi meskipun pemerintah melarang prostitusi.
One thought on “Wisata Seks di Jepang Meningkat, Dampak Tekanan Ekonomi”