Banjir Rob Semarang-Demak Perpendek Umur Jalan Pantura, Ini Penjelasannya

SEMARANG, Desapenari.id – Banjir rob yang terus menerjang Jalan Pantura Semarang-Demak, Jawa Tengah, ternyata tak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga memperpendek umur jalan secara drastis. Tri Bakti Mulianto, Kepala Bidang Preservasi I Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-Yogyakarta, membeberkan fakta mengejutkan: genangan rob yang bersifat asam bisa memangkas masa pakai jalan dari yang seharusnya 15-20 tahun menjadi hanya 3-5 tahun!

Secara teknis, Tri menjelaskan, jalan nasional seharusnya bertahan hingga 15-20 tahun, tergantung jenis perkerasan dan volume lalu lintas. Namun, kondisi di Pantura Semarang-Demak jauh dari normal. “Air rob itu mengandung garam dan bersifat korosif. Kalau terus tergenang, lapisan jalan cepat rusak,” ujarnya saat dikonfirmasi Selasa (3/6/2025).

baca juga: Kapolda Banten Minta Copot Atribut Ormas di Kendaraan!

Bandingkan dengan jalan di daerah lain yang bebas banjir rob—mereka bisa mencapai usia layanan maksimal. “Ini jadi tantangan besar karena biaya perawatannya melonjak,” tambah Tri.

Genangan air rob tidak hanya merusak permukaan, tetapi juga menyerang struktur dasar jalan. Akibatnya, retakan dan lubang muncul lebih cepat.

Selain itu, proses perbaikan pun sering terhambat karena lokasi kerja tergenang air. “Kami harus menunggu air surut atau memompa air keluar dulu sebelum bisa memperbaiki jalan. Ini memperlambat progres dan menambah biaya,” ungkapnya.

Jalan Pantura merupakan salah satu jalur utama distribusi logistik di Jawa Tengah. Kerusakan yang terjadi berpotensi menghambat arus barang dan mobilitas warga. “Bayangkan, truk-truk pengangkut barang harus melalui jalan berlubang atau bahkan terendam. Ini pasti memperlambat distribusi,” kata Tri.

Bahkan, pembangunan jalan baru pun kerap terkendala. “Kalau lokasi konstruksi terus tergenang, pekerjaan bisa molor dan biayanya semakin membengkak,” tambahnya.

Menurut Tri, penanganan banjir rob tidak bisa hanya mengandalkan perbaikan jalan. “Kami butuh solusi terintegrasi, seperti normalisasi sungai, penguatan tanggul, atau bahkan pembangunan infrastruktur penahan rob,” paparnya.

Tanpa upaya serius, masalah ini akan terus berulang. “Kalau hanya ditambal sulam, jalan tetap tidak akan bertahan lama. Butuh langkah besar untuk mengatasi banjir rob secara menyeluruh,” tegasnya.

Banjir rob di Semarang-Demak bukan sekadar masalah tahunan—ia telah menjadi ancaman serius bagi ketahanan infrastruktur jalan. Kelambanan penanganan akan memperparah kerusakan, melambungkan biaya perawatan, dan mengganggu mobilitas masyarakat.

“Kami berharap ada kolaborasi antara pemerintah, pakar lingkungan, dan masyarakat untuk mencari solusi terbaik,” tutup Tri. Bagaimanapun, jalan Pantura adalah urat nadi perekonomian yang harus dijaga kelestariannya.

More From Author

KPK Sita Dokumen Terkait Kasus Pengurusan Izin TKA Eks Dirjen Kemenaker

Kebakaran Hebat di Big Mall Samarinda: Sprinkler Tak Berfungsi, Pengelola Abai Rekomendasi Damkar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *