Berita

Kejati Bengkulu Sita 15 Aset Mewah Tersangka Korupsi Tambang, Kerugian Tembus Rp 500 M!

Posted on 19 September 202519 September 2025

by eko satrio

BENGKULU, Desapenari.id – Penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bengkulu akhirnya melakukan aksi tegas! Mereka secara resmi menyita 15 aset super mewah yang terdiri dari tanah, gedung, dan bangunan. Aset-aset gila ini milik tiga tersangka utama dalam kasus korupsi pertambangan di Bengkulu yang telah mengguncang negara dengan kerugian fantastis, mencapai Rp 500 miliar! Aksi penyitaan monumental ini terjadi pada Kamis (18/9/2025).

Tak hanya menyita, penyidik juga langsung memasang plang tanda penyitaan di seluruh titik lokasi aset tersebut. Aksi pemasangan plang ini dipimpin langsung oleh Kasi Operasional Kejati Bengkulu, Wenharnol. Kajati Bengkulu, Victor Antonius Saragih Sidabutar, yang diwakili oleh Wenharnol, menyatakan dengan jelas bahwa seluruh aset yang disita terbagi atas kepemilikan tiga tersangka, yaitu Bebby Hussy, Sakya Hussy, dan Agusman.

“Kami memasang plang di semua 15 titik. Plotting sertifikatnya memang terbagi 15 dan kami pasang semuanya tanpa terkecuali. Aset-aset megah ini adalah milik tersangka Bebby Hussy, Sakya Hussy, dan Agusman,” tegas Wenharnol dengan penuh keyakinan di lokasi pemasangan.

Selanjutnya, Wenharnol menambahkan detail penting. Ia menegaskan bahwa proses penyitaan ini mereka lakukan bukan tanpa dasar hukum. Mereka melakukannya berdasarkan surat perintah penyitaan sah dari Kepala Kejaksaan Tinggi Bengkulu Nomor: PRINT-1060/L.7/Fd.2/08/2025 tanggal 15 Agustus 2025. Selain itu, mereka juga merujuk pada Penetapan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bengkulu Nomor: 56/PenPid.Sus-TPK-SITA/2025/PN Bgl tanggal 11 Agustus 2025.

“Ini adalah aset para tersangka yang terkait dengan tindak pidana Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Untuk tersangka lainnya, kami masih mendalami secara intensif,” ujar Wenharnol memberikan petunjuk akan adanya pengembangan kasus lebih lanjut.

Dalam mengungkap skandal besar ini, Kejati Bengkulu telah bergerak sangat cepat. Mereka telah menetapkan tidak kurang dari 12 orang sebagai tersangka yang terlibat dalam 4 perkara berbeda yang saling berkaitan, yaitu tindak pidana korupsi (TPK), Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), perintangan penyidikan, dan suap.

Para tersangka yang berhasil dibekukan tersebut adalah orang-orang penting, yaitu:

Kepala Cabang PT Sucofindo Bengkulu, Imam Sumantri,
Direktur PT Ratu Samban Mining, Edhie Santosa,
Komisaris PT Tunas Bara Jaya, Bebby Hussy,
General Manager PT Inti Bara Perdana, Saskya Hussy,
Direktur Utama PT Tunas Bara Jaya, Julius Soh,
Marketing PT Inti Bara Perdana, Agusman,
Direktur PT Inti Bara Perdana, Sutarman,
Komisaris PT Ratu Samban Mining, David Alexander,
Kepala Inspektur Tambang ESDM periode April 2022 sampai Juli 2024, Sunindyo Suryo Herdadi,
Awang, yang merupakan adik kandung dari tersangka Bebby Hussy,
Andy Putra, seorang kerabat jauh dari Bebby Hussy,
Nazirin (atau T. Nadzirin), Inspektur Tambang Kementerian ESDM wilayah Bengkulu tahun 2024-2025.

Awal mula penyidikan kasus super besar ini berangkat dari sebuah temuan mengejutkan. Penyidik menemukan dugaan pelanggaran berat yang dilakukan oleh PT Ratu Samban Mining (RSM) dan PT Tunas Bara Jaya (TBJ). Dua perusahaan tambang ini ternyata dikendalikan oleh tersangka kunci, Bebby Hussy.

Pelanggaran yang mereka lakukan sangat banyak dan serius. Misalnya, mereka berani melakukan operasi tambang di luar area yang diizinkan dalam izin usaha produksi (IUP). Mereka juga nekat beraktivitas di kawasan hutan yang seharusnya dilindungi, dan yang paling merusak, mereka sama sekali tidak melakukan kewajiban reklamasi pasca tambang.

Selain itu, kejaksaan juga berhasil membongkar modus kejahatan lainnya, yaitu dugaan penjualan batubara fiktif! Mereka memanipulasi kualitas batubara untuk meraup keuntungan ilegal. Tidak berhenti di situ, penyidik bahkan melakukan penggeledahan mendadak di kantor PT Sucofindo dan Pelindo Regional II Bengkulu untuk mengumpulkan bukti.

Dari hasil perhitungan auditor kejaksaan yang sangat cermat, terkuaklah besaran kerugian negara. Kerugian ini muncul dari dua sisi: pertama, akibat kerusakan lingkungan yang parah dan tidak bisa dianggap remeh, dan kedua, akibat manipulasi dalam penjualan batu bara. Totalnya, negara harus menanggung kerugian yang mencengangkan, mencapai Rp 500 miliar!

Oleh karena itu, untuk menutup kerugian negara yang sangat besar tersebut, kejaksaan tidak main-main. Mereka menyita segalanya! Sejumlah rumah mewah yang megah, mobil-mobil mewah nan mahal, perhiasan yang berkilauan, dan berbagai bentuk harta lain milik para tersangka ikut mereka sita. Tindakan ini menjadi bukti nyata komitmen Kejati Bengkulu dalam memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com