Semarang (Desapenari.id) – Menteri Kependidikan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, baru-baru ini memberikan amanat khusus kepada mahasiswa Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang yang akan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dalam acara pelepasan mahasiswa KKN di Semarang, Selasa lalu, Wihaji menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menyosialisasikan program kependudukan.
Ia lantas menyampaikan bahwa KKN bukan sekadar formalitas, melainkan kesempatan belajar langsung dari realitas di lapangan.
KKN: Belajar, Bekerja, dan Berkontribusi Nyata
“Mahasiswa akan bertemu dengan beragam masalah kependudukan, mulai dari stunting hingga pengendalian populasi. Di sinilah mereka bisa belajar sekaligus berkontribusi,” tegasnya.
Kementeriannya sendiri, kata dia, telah lama fokus pada isu-isu seperti Bina Keluarga, Bina Remaja, dan Bina Lansia. Untuk mempermudah pelaksanaan program, mahasiswa bisa berkoordinasi dengan Kantor Perwakilan BKKBN Jawa Tengah serta para Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) setempat.
“Nanti, mahasiswa bisa bekerja sama dengan penyuluh KB untuk memberikan edukasi kepada masyarakat,” tambah Wihaji. Ia juga mengapresiasi inisiatif Unwahas sebagai perguruan tinggi pertama yang menggandeng BKKBN dalam program KKN.
Unwahas Jadi Pelopor, KKN Jadi Lebih Bermakna
“Ada KKN reguler di Kendal, KKN kolaborasi di Jepara, bahkan KKN internasional di Thailand dan Malaysia,” jelasnya.
Untuk KKN reguler, mahasiswa Unwahas akan fokus di Kecamatan Kaliwungu dan Brangsong, Kabupaten Kendal. Helmy berpesan agar mahasiswa serius menangani program prioritas seperti pencegahan stunting dan pengentasan kemiskinan.
kunjungi juga laman informasi gadget di Webhostdiy.com
Wihaji menambahkan, mahasiswa harus memanfaatkan pendekatan berbasis data saat menjalankan program. “Jangan asal turun lapangan. Pelajari dulu masalahnya, baru cari solusinya,” pesannya.
Ia juga mendorong mahasiswa untuk aktif berdiskusi dengan PLKB dan tokoh masyarakat. “Mereka sudah berpengalaman di lapangan. Mahasiswa bisa belajar banyak dari mereka,” ucap Wihaji.
“Ini baru permulaan. Ke depan, lebih banyak kampus harus terlibat dalam program seperti ini,” kata Wihaji optimis.
Sementara itu, mahasiswa Unwahas menyambut positif arahan tersebut. “Kami siap membantu sosialisasi program KB dan pencegahan stunting,” kata salah satu peserta KKN dengan antusias.
Dengan pendekatan yang lebih terstruktur, KKN tak lagi sekadar ritual kampus, tapi benar-benar menjadi jembatan antara ilmu akademis dan kebutuhan riil masyarakat.
baca juga: Surat Edaran Dedi Mulyadi ke dinas Pendidikan jabar
Inisiatif Unwahas dan BKKBN ini membuktikan bahwa sinergi antara pemerintah dan akademisi bisa melahirkan solusi kreatif.
“Yang penting, mahasiswa pulang dengan pengalaman berharga, dan masyarakat dapat manfaat nyata,” pungkas Wihaji menutup pembicaraan.
Dengan semangat kolaborasi, KKN kali ini bukan hanya tentang pemenuhan kredit semester, tapi tentang menciptakan perubahan yang berarti.