Jakarta, desapenari.id – Surat Edaran Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengeluarkan Surat Edaran (SE) bernomor penting terkait pembangunan karakter pelajar di Jawa Barat. Surat yang ditujukan kepada Dinas Pendidikan Jabar dan Kanwil Kemenag Jabar ini memuat sembilan poin penting Terkait kebijakan progresif, mulai dari larangan study tour hingga pembinaan murid nakal oleh TNI-Polri.
9 Poin Penting Surat Edaran Dedi Mulyadi
Berikut rincian kebijakan terbaru yang akan mengubah sistem pendidikan di Jawa Barat:
1. Toilet di Dalam Kelas untuk Kenyamanan Belajar
Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menyediakan toilet di dalam kelas guna mendukung kenyamanan proses belajar. Langkah ini bertujuan menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan mendukung terwujudnya Generasi Panca Waluya.
2. Peningkatan Kualitas Guru yang Adaptif
Dinas Pendidikan Jabar akan meningkatkan kompetensi guru agar lebih memahami perkembangan anak dan tujuan pendidikan holistik.
3. Larangan Study Tour Berkedok Piknik
Sebagai gantinya, sekolah harus mengembangkan kegiatan inovatif seperti pengelolaan sampah mandiri, pertanian organik, peternakan, atau kunjungan industri.
4. Larangan Wisuda di Semua Jenjang Pendidikan
Kebijakan ini bertujuan menghilangkan budaya foya-foya dan mengalokasikan anggaran untuk hal lebih bermanfaat.
5. Bekal Makanan Sehat & Program Menabung
Sekolah juga harus mendorong budaya menabung sebagai investasi masa depan.
6. Larangan Bawa Motor bagi Siswa di Bawah Umur
Pemerintah mendorong penggunaan angkutan umum atau berjalan kaki. Daerah terpencil mendapat toleransi dengan catatan tetap memprioritaskan keselamatan.
7. Wawasan Kebangsaan Lewat Ekstrakurikuler
Siswa wajib mengikuti kegiatan seperti Pramuka, Paskibra, atau Palang Merah Remaja (PMR) untuk menanamkan nasionalisme dan kedisiplinan.
8. Pembinaan Khusus oleh TNI-Polri untuk Siswa Nakal
Siswa yang terlibat tawuran, narkoba, balapan liar, atau kenakalan remaja lainnya akan menjalani pembinaan khusus oleh TNI dan Polri, tentu dengan persetujuan orang tua.
9. Penguatan Pendidikan Agama & Moral
Sekolah harus memperkuat pendekatan spiritual sesuai keyakinan masing-masing siswa guna membentuk moralitas yang kokoh.
Respons Publik: Pro dan Kontra
Kebijakan ini langsung memantik reaksi beragam. Namun, beberapa kalangan mempertanyakan efektivitas pembinaan oleh TNI-Polri.
“Pendidikan karakter penting, tapi melibatkan aparat bisa menimbulkan stigma negatif pada anak,” ujar Dian Sastro, pemerhati pendidikan dari Bandung.
Sementara itu, Ketua PGRI Jabar, H. Dudung Nurullah Koswara, mendukung peningkatan kualitas guru namun meminta payung hukum lebih jelas untuk poin-poin kontroversial.
Dampak pada Sekolah & Siswa
Kebijakan ini telah diprediksi akan mengubah pola aktivitas sekolah. Beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi:
- Anggaran sekolah kurang produktif.
- Siswa lebih mandiri dengan budaya bawa bekal dan menabung.
- Penurunan kenakalan remaja jika pembinaan oleh TNI-Polri berjalan efektif.
Analisis Pakar Pendidikan
Dr. Ahmad Syafii, Dekan Fakultas Pendidikan UNPAD, menilai langkah Gubernur Dedi Mulyadi berani tapi perlu pendampingan. “Pembinaan oleh TNI-Polri harus didampingi psikolog agar tidak mudah trauma,” tegasnya.
Apa Langkah Selanjutnya?
Dinas Pendidikan Jabar akan segera menyusun petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan SE ini. Sosialisasi akan di gerakan sekolah-sekolah juga digencarkan agar tidak terjadi misinterpretasi.
Kesimpulan
Surat Edaran Gubernur Jabar ini menjadi terobosan berani dalam membentuk karakter pelajar. Jika diimplementasikan dengan baik, kebijakan ini bisa menjadi contoh nasional. Namun, perlu monitoring ketat agar tidak menimbulkan efek samping negatif.