JAKARTA, Desapenari.id – Dalam langkah cepat dan sigap, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, segera membentuk Tim Investigasi Keracunan yang secara khusus akan dipimpin oleh para ahli kimia ternama. Selanjutnya, langkah strategis ini diambil untuk menjawab kekhawatiran publik yang semakin meluas.
Tak tanggung-tanggung, begitu resmi menduduki posisi sebagai Waka BGN, Nanik langsung berjanji akan turun sendiri ke lapangan. Bahkan, ia akan memimpin langsung pengecekan bersama tim ahli kimia yang rencananya akan dibentuk secara resmi pada Senin (22/9/2025). Dengan tegas, ia menyatakan kesiapannya untuk mengambil tindakan nyata.
“Setelah saya masuk ini ya, saya akan membuat Tim Investigasi Keracunan yang dipimpin oleh ahli kimia dan kami akan langsung turun,” ucap Nanik dengan penuh semangat saat tim media menghubunginya pada Minggu (21/9/2025). Alhasil, pernyataan ini langsung memantik harapan baru bagi banyak pihak.
Ternyata, pembentukan Tim Investigasi Keracunan ini merupakan langkah konkret pertama BGN sebagai respons atas melonjaknya temuan kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) di berbagai daerah. Tanpa basa-basi, Nanik menegaskan komitmennya, “Betul, langkah konkretnya ini kami akan membuat tim, Senin ini saya rapat, besok, membuat tim investigasi keracunan.”
Sebelumnya, BGN ternyata telah lebih dulu melakukan koordinasi intensif dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sejumlah rumah sakit. Bahkan, Nanik memastikan semua pihak telah disiagakan. “Kami sudah melakukan koordinasi lengkap mulai dari BPOM kita turunkan, dari rumah sakit kita turunkan, ahli kimia kita turunkan,” tuturnya dengan detail.
Tak berhenti di situ, selain menyiapkan tim investigasi, BGN juga akan meluncurkan layanan kontak hotline khusus. Maksudnya, layanan ini memudahkan masyarakat untuk langsung melapor jika menemukan kasus serupa. “Kami akan bikin hotline, hotline untuk orang mengadu kalau ada keracunan,” tegas Nanik. Dengan demikian, diharapkan respons penanganan bisa menjadi lebih cepat.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Baru-baru ini, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, digemparkan oleh insiden mengenaskan dimana ratusan pelajar diduga keracunan usai menyantap menu MBG di sekolah mereka pada Rabu (17/9/2025). Akibatnya, puluhan siswa harus dilarikan untuk mendapatkan perawatan medis.
Data yang berhasil dihimpun dari RS Trikora Salakan hingga Kamis (18/9/2025) pukul 07.00 WITA benar-benar mencengangkan. Tercatat, jumlah korban mencapai 251 pelajar! Parahnya lagi, ratusan pelajar yang terdampak berasal dari berbagai sekolah di Banggai Kepulauan, yakni SMA 1 Tinangkung, SMK 1 Tinangkung, SDN Tompudau, SDN Pembina, SDN Saiyong, dan MTs Alkhairaat Salakan. Bisa dibayangkan, betapa kacaunya situasi saat itu.
Tidak hanya berhenti di satu tempat, kasus serupa juga menimpa sekitar 90 orang siswa di MTsN dan SMAN yang berada di Kecamatan Empang pada hari yang sama, Rabu (17/9/2025). Oleh karena itu, pola kejadian yang berulang ini semakin menguatkan dugaan adanya masalah sistemik dalam program MBG.
Di sisi lain Indonesia, tepatnya di Maluku, belasan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 19 Kota Tual juga mengalami nasib serupa. Mereka diduga mengalami keracunan usai menyantap menu MBG yang disediakan di sekolah tersebut pada Kamis (18/9/2025). Miripnya, kejadian ini kembali memakan korban dari kalangan anak-anak.
Yang paling anyar dan bikin heboh, kasus keracunan juga menimpa ratusan siswa dari tingkat SD, SMP, hingga SMA di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Kamis (18/9/2025). Insiden di Garut ini seakan menjadi puncak dari rangkaian tragedi keracunan yang memaksa pemerintah untuk bertindak sangat serius. Akhirnya, kasus-kasus inilah yang mendorong Waka BGN Nanik Deyang untuk mengambil alih dan membentuk tim khusus.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com