Wapres Gibran Berikan Solusi untuk Petani Sikka NTT: Fokus pada Irigasi dan Alat Pertanian
Kupang, Desapenari.id – Wapres Gibran Berikan Solusi Konkret . Wakil Presiden Gibran Rakabuming menunjukkan komitmen nyata terhadap pembangunan sektor pertanian dengan melakukan kunjungan kerja langsung ke Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (6/5/2025). Dalam dialog intensif dengan petani Desa Kolisia, Kecamatan Magepanda, Gibran mendengar langsung keluhan utama terkait infrastruktur irigasi dan kelangkaan pupuk.
Respon Cepat Atas Keluhan Petani
Gibran menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan dengan beberapa langkah strategis:
- Perbaikan Sistem Irigasi: Prioritas utama untuk mengoptimalkan lahan pertanian
- Jaminan Ketersediaan Pupuk: Penataan distribusi yang merata dan tepat waktu
“Kami akan transformasi pertanian Sikka melalui tiga pilar ini,” tegas Gibran dalam keterangan resminya.
“Alat ini kami harap bisa menjawab 30% masalah irigasi sambil menunggu perbaikan permanen,” jelas Gibran.
Analisis Tantangan Pertanian di NTT
Dr. Agronomi Undana, Markus Bili:
- Masalah Utama:
- Ketergantungan pada hujan (70% lahan tadah hujan)
- Distribusi pupuk tidak merata
- Minimnya akses teknologi
Dampak yang Positif:
- Peningkatan Produksi: Potensi naik 2-3 kali lipat
- Pengurangan Ketergantungan Impor: Khususnya komoditas jagung dan kedelai
Respons Positif Masyarakat
Petani setempat menyambut antusias:
- Yosep Nara (Ketua Kelompok Tani): “Bantuan ini sangat kami butuhkan”
- Maria Dua (Petani Wanita): “Semoga janji irigasi tidak hanya wacana”
Data Pertanian Sikka
Produktivitas Saat Ini: 40% bawah rata-rata nasional
Pertama-tama, kunjungan Gibran ke Sikka menunjukkan keseriusan pemerintah membangun pertanian Indonesia Timur. Tak hanya itu, pendekatan dialog langsung ini membuktikan sensitivitas terhadap kebutuhan riil petani. Alhasil, solusi yang diberikan pun tepat sasaran.
Luas Lahan Pertanian: 12.450 hektar
Komoditas Utama: Jagung, padi, kemiri
Di satu sisi, bantuan alat pertanian menjadi solusi jangka pendek yang efektif. Namun di sisi lain, perbaikan infrastruktur irigasi tetap menjadi kunci utama. Sebagai contoh, pompa air hanya bersifat sementara sebelum waduk permanen terbangun.
Selanjutnya, komitmen Gibran perlu ditindaklanjuti dengan aksi nyata. Lebih jauh, koordinasi antar kementerian harus diperkuat. Misalnya, Kementan dan PUPR harus bersinergi untuk percepatan pembangunan irigasi.
Sementara itu, petani NTT menyambut baik inisiatif ini. Yang terpenting, program pendampingan harus menyertai bantuan alat. Dengan demikian, petani bisa mengoptimalkan penggunaan teknologi.