desapenari.id – Kawasan Malioboro, Yogyakarta, biasanya ramai pengunjung saat libur Lebaran, namun tahun ini kawasan tersebut menyimpan cerita pilu bagi para kusir andong. Meski wisatawan membeludak, banyak kusir andong yang mengeluh karena sepinya penumpang.
BACA JUGA : Apakah Makan Nanas Bisa Turunkan Kolesterol? Ini Faktanya
Tarif Andong Tetap Dipertahankan Meski Pendapatan Anjlok
Salah satu kusir andong, Aan, yang berasal dari Bantul, mengungkapkan bahwa meski banyak wisatawan yang datang, hanya sedikit yang menggunakan jasa andongnya. “Sepi sih Lebaran tahun ini, sedikit aja saya narik. Beda dari Lebaran tahun kemarin, bisa sampai lima orderan,” kata Aan. Dia mengaku bahwa hingga siang hari, dia hanya mendapatkan dua pelanggan.
“Saya dari pagi jam 09.00 WIB sampai sekarang siang (jam 14.00 WIB) baru dapat dua orderan. Ini yang lainnya juga sama, banyak andong yang parkir karena sepi,” ujar Aan. Ia menambahkan bahwa kondisi tersebut hampir sama dengan hari-hari biasa, di mana banyak kusir andong yang tidak mendapatkan pelanggan sama sekali.
Senada dengan Aan, Tri Barjo, seorang kusir andong dari Kota Yogyakarta, juga mengeluhkan sepinya orderan. “Sepi banget, meski banyak orang lalu lalang tapi nggak ada orderan. Ini baru dua kali saya hari ini,” ungkap Tri. Tri mengaku bahwa tahun lalu, saat Lebaran, dia bisa mendapatkan hingga 15 pelanggan dalam sehari. Namun, kali ini hanya lima pelanggan yang memanfaatkan jasa andongnya.
Para kusir andong tetap mempertahankan tarif normal saat Lebaran, yaitu Rp 150 ribu per keliling Malioboro, meskipun penumpang berkurang. “Hari-hari biasa cuma Rp 100 ribu, kalau pas Lebaran Rp 150 ribu aja. Aan mengatakan, “Belum kepikiran buat nurunin harga, nanti dilihat dulu besok seperti apa.” Tri juga berpendapat bahwa mereka akan mempertahankan harga jasa andong hingga situasi membaik.
Meskipun jumlah wisatawan meningkat, keberadaan andong sebagai transportasi wisata di Malioboro tampaknya tidak sepopuler dulu. Pada 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengakui andong Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak kusir andong yang terpaksa menjual kuda dan andong mereka karena kesulitan ekonomi, terutama saat pandemi COVID-19.
BACA JUGA : Roti Sourdough Sofdoh, Oleh-Oleh Lezat dari Jogja
Saat ini, sekitar 387 andong aktif beroperasi di Malioboro, sementara jumlah kusir andong di DIY tercatat sebanyak 421 orang.
2 thoughts on “Malioboro Ramai Pengunjung Saat Libur Lebaran, Andong Sepi”