desapenari.id – Danau Lido semakin menarik perhatian wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Menyusuri danau dengan rakit sambil menikmati udara sejuk menciptakan pengalaman yang unik dan menyenangkan. Tidak hanya menjadi tempat wisata, danau ini juga memiliki sejarah panjang.
BACA JUGA : 15 Ide Ucapan Hampers Lebaran 2025 yang Unik & Berkesan
Sejarah dan Keunikan Danau Lido
Danau Lido di Cigombong, Bogor, dulunya merupakan rawa-rawa yang kemudian dibendung oleh pemerintah kolonial Belanda. Dua bangunan bergaya Belanda di pinggir danau menjadi saksi sejarahnya. Awalnya, warga sekitar memanfaatkan danau ini untuk memancing dan bertambak. Namun, seiring waktu, wisatawan mulai berdatangan untuk menikmati pemandangan dan mencoba pengalaman berkeliling dengan rakit.
Wisata Rakit dan Restoran Terapung
Meningkatnya jumlah pengunjung mendorong munculnya warung dan restoran di sekitar danau. Salah satu daya tarik utama adalah Rumah Makan Yuliana Terapung (RMYT) yang berdiri di atas rakit. Indra Jaya Lesmana, pengelola restoran ini, meneruskan usaha keluarganya sejak 1993. Selain mengelola restoran, ia juga mengembangkan wisata rakit sebagai sarana transportasi sekaligus hiburan bagi wisatawan.
Setiap rakit dibuat dari batang bambu sepanjang 12-13 meter yang diikat rapat dan diperkuat dengan pelampung styrofoam. Rakit ini mampu mengangkut hingga 15 orang dan dikemudikan dengan mesin tempel di bagian belakang. Wisatawan bisa memilih untuk berkeliling danau atau sekadar menyeberang ke restoran terapung.
Tarif wisata rakit di Danau Lido:
- Berkeliling danau: Rp 150.000 per rombongan
- Wisatawan asing: Rp 500.000 per rombongan
- Antar jemput ke restoran: Rp 30.000
Peran BRI dalam Pengembangan Wisata
Melihat potensi wisata yang berkembang pesat, BRI turut mendukung pelaku UMKM di Danau Lido dengan berbagai program. Beberapa tahun terakhir, BRI membentuk Kluster Wisata Rakit Danau Lido yang membantu para pengelola rakit dan restoran terapung memperoleh pendanaan serta pelatihan.
BRI memberikan pinjaman modal usaha hingga Rp 18 juta melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Para pengelola menggunakan dana ini untuk memperbaiki rakit, menambah fasilitas, dan meningkatkan layanan wisata. Saat pandemi, BRI juga memberikan keringanan cicilan serta pelatihan online untuk membantu pelaku usaha bertahan.
Rencana Pengembangan Wisata
Saat ini, paguyuban perahu rakit tengah mengajukan pendanaan melalui program Desa Brilian. Dana ini akan digunakan untuk memperbarui fasilitas, termasuk mengganti bangku kayu dengan bangku yang lebih nyaman. Indra berharap BRI terus memberikan pelatihan dalam berbagai aspek bisnis dan pelayanan wisata.
Jam operasional wisata rakit dan restoran terapung:
- Hari biasa: 10.00 – 19.00 WIB
- Bulan puasa: Mulai pukul 16.00 WIB
- Tutup saat Hari Raya Idul Fitri, buka kembali di Lebaran ke-3
Masa Depan Wisata Danau Lido
Pimpinan BRI Bogor, Fahmi Hidayat, menegaskan komitmen BRI dalam mengembangkan ekosistem wisata di Danau Lido. Melalui pendanaan, edukasi keuangan, dan pengelolaan digital payment, BRI berharap wisata ini semakin maju dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
BACA JUGA : 5 Tips Agar Sayur Godog Ketupat Awet dan Tidak Cepat Basi
Dengan dukungan yang berkelanjutan, wisata rakit Danau Lido tidak hanya akan menjadi destinasi favorit, tetapi juga menjadi sumber ekonomi yang berkelanjutan bagi warga setempat.
One thought on “Perahu Rakit Danau Lido, Dulu Transportasi Kini Destinasi Wisata”