desapenari.id – Masyarakat Hindu di Bali akan merayakan Hari Raya Galungan pada Rabu, 23 April 2025. Umat Hindu merayakan Galungan setiap 210 hari berdasarkan kalender Bali, tepatnya pada Rabu Kliwon wuku Dungulan. Perayaan ini menjadi simbol kemenangan Dharma (kebenaran) atas Adharma (kejahatan).
“BACA JUGA : Warga Ghana Mengamuk di Kalibata, Terancam Hukuman Berat”
Tradisi Penjor Jadi Daya Tarik Wisatawan
Galungan berakar dari kisah Raja Mayadenawa yang menolak menyembah dewa. Keangkuhan sang raja akhirnya dikalahkan oleh Dewa Indra, menandai kejayaan kebenaran. Tradisi ini pertama kali dirayakan pada tahun 882 sesuai naskah Purana Bali Dwipa.
Perayaan Galungan berlangsung dalam rangkaian upacara selama dua minggu. Masyarakat merayakan puncaknya pada Hari Galungan dan menutupnya dengan Hari Kuningan. Umat Hindu memulai persiapan dengan berbagai ritual, termasuk Penampahan sehari sebelum Galungan.
Salah satu ciri khas Galungan adalah hadirnya penjor di depan rumah dan sepanjang jalan. Masyarakat menghias tiang bambu melengkung dengan janur, hasil bumi, dan kain untuk membuat penjor. Masyarakat Bali memasang penjor sebagai simbol rasa syukur dan penghormatan kepada Sang Pencipta.
Penjor melambangkan Gunung Agung, tempat suci bagi umat Hindu Bali. Selain nilai spiritual, penjor juga memperindah suasana desa dan kota. Wisatawan sering memanfaatkan momen ini untuk berfoto dan mengenal budaya Bali lebih dalam.
Ada dua jenis penjor yang dikenal di Bali. Masyarakat menggunakan penjor upacara dalam perayaan keagamaan seperti Galungan. Masyarakat memasang penjor pepenjoran sebagai dekorasi non-keagamaan tanpa makna spiritual.
Berbeda dengan Bali, di Jawa penjor berfungsi sebagai penanda lokasi acara seperti pernikahan. Masyarakat Bali memberikan makna sakral pada penjor dengan menyertakan doa dan penghormatan kepada Tuhan.
“BACA JUGA : Tumis Jengkol Cabai Pedas Gurih yang Bikin Ketagihan”
Tradisi Galungan dan penjor menjadi daya tarik budaya yang unik bagi wisatawan. Masyarakat Bali menghiasi setiap sudut daerahnya dengan nuansa religius dan artistik yang memikat. Bagi masyarakat Bali, tradisi ini bukan sekadar hiasan, melainkan wujud pengabdian dan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.
2 thoughts on “Pesona Tradisi Penjor Saat Hari Raya Galungan di Bali”