desapenari.id— Pertamina Buka Suara Soal Rencana Bahlil. PT Pertamina (Persero) akhirnya angkat bicara menanggapi wacana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang berencana menghentikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura. Pemerintah saat ini sedang mempertimbangkan untuk mengalihkan impor BBM ke Timur Tengah atau Amerika Serikat (AS) karena harga di kedua negara tersebut dinilai lebih kompetitif.
Pertamina Siap Ikuti Arahan Pemerintah
Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication Pertamina, menegaskan bahwa perseroan siap menunggu instruksi resmi dari pemerintah. Selain itu, Pertamina juga akan mengevaluasi dampak perubahan ini terhadap biaya logistik, mengingat jarak impor yang lebih jauh. “Kami akan mengkaji secara komprehensif, termasuk menilai kenaikan biaya logistik. Prinsipnya, kami patuh pada kebijakan pemerintah,” jelas Fadjar kepada kumparan, Selasa (13/5).
Pertamina Sudah Siapkan Armada Tanker
Di sisi lain, Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina International Shipping (PIS), telah menyiapkan lebih dari 350 kapal tanker mengangkut BBM dan LPG. Meski begitu, Fadjar belum memastikan apakah perusahaan akan menambah armada baru yang lebih besar sesuai permintaan pemerintah.
Bahlil Targetkan Stop Impor dalam 6 Bulan
Sebelumnya, Bahlil mengungkapkan rencananya untuk menghentikan impor BBM dari Singapura secara bertahap dalam waktu enam bulan ke depan. Menurutnya, harga BBM dari Singapura justru lebih mahal dibandingkan dengan negara penghasil minyak seperti Timur Tengah, padahal jaraknya lebih dekat ke Indonesia. “Kami sudah hampir pasti beralih ke negara lain selain Singapura,” tegas Bahlil di kantor Kementerian ESDM, Jumat (9/5).
Pembangunan Dermaga dan Kapal Besar Jadi Solusi
Bahlil menjelaskan bahwa selama ini impor dari Singapura menggunakan kapal kecil, sehingga ia memerintahkan Pertamina segera membangun dermaga dan kapal tanker berukuran lebih besar. “Dalam enam bulan ini, Pertamina sedang menyiapkan infrastruktur pendukung,” ujarnya.
Bahlil menegaskan bahwa pemerintah akan memulai pengurangan impor BBM dari Singapura sebesar 50% terlebih dahulu. Ia juga membuka peluang untuk menurunkan angka impor hingga 0% secara bertahap. Menurutnya, kebijakan ini tidak hanya menghemat anggaran negara tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional.
Analisis Dampak dan Langkah Selanjutnya
Pertamina kini tengah menganalisis dampak kebijakan ini, termasuk efisiensi biaya dan kesiapan logistik. Sementara itu, pemerintah terus menjajaki kerja sama dengan negara-negara produsen minyak untuk memastikan pasokan BBM tetap stabil.
Dengan langkah ini, Indonesia berharap bisa mengurangi ketergantungan impor sekaligus memperkuat sektor energi dalam negeri. Namun, semua pihak masih menunggu keputusan final dari pemerintah sebelum kebijakan ini benar-benar diterapkan.
One thought on “Pertamina Buka Suara Soal Rencana Bahlil Hentikan Impor BBM dari Singapura”